KOMPAS.com — Literasi pangan, keberlanjutan, dan kesehatan keluarga menjadi isu krusial pada beberapa waktu terakhir.
Pengetahuan mendalam tentang pengolahan makanan membentuk kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan.
Menyadari peran lingkungan rumah sebagai tempat belajar nyata bagi anak, BINUS SCHOOL Bekasi mengambil langkah proaktif.
BINUS SCHOOL Bekasi menggandeng Seniman Pangan dalam sebuah program edukasi yang secara khusus mengajak para orangtua untuk melihat proses pangan sebagai laboratorium sederhana.
Lewat program tersebut, BINUS SCHOOL Bekasi memberdayakan orangtua siswa untuk turut menciptakan perubahan positif mulai dari meja makan keluarga.
Kepala Sekolah BINUS SCHOOL Bekasi, Maria Karah, mengatakan, inisiatif ini menjadi cara sekolah memperkuat keterlibatan komunitas orangtua sekaligus menanamkan research mindset melalui aktivitas nyata.
“Sebagai school of research, kami percaya bahwa riset dimulai dari rasa ingin tahu terhadap hal-hal kecil di sekitar kita. Lewat program ini. Kami ingin menunjukkan bahwa proses garden-to-table tidak hanya memperkaya cara anak belajar, tapi juga mengajak para orang tua untuk terlibat dalam pembelajaran ini. Bersama-sama, kita membangun kesadaran akan pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujar Karah dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (4/12/2025).
Para orangtua siswa antusias mengikuti sesi proses pengolahan pangan dari kebun hingga meja makan (garden-to-table). Identitas sebagai school of research
Karah melanjutkan, kegiatan tersebut sekaligus memperkuat identitas BINUS SCHOOL Bekasi sebagai School of Research.
Hal itu menunjukkan bahwa research mindset dapat ditanamkan melalui aktivitas yang relevan dan sederhana, serta memberdayakan komunitas orangtua untuk menjadi bagian dari proses pembelajaran.
Dalam kegiatan tersebut, BINUS SCHOOL Bekasi menunjukkan bahwa riset tidak selalu identik dengan laboratorium.
Proses pengolahan pangan dari kebun hingga meja makan (garden-to-table) pun dapat dipandang sebagai riset aplikatif yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Para orangtua diajak menganalisis faktor sederhana, seperti cara menanam, metode panen, hingga teknik pengolahan minimal limbah, menumbuhkan pemahaman mendalam tentang nutrisi, keberlanjutan, dan ekosistem pangan.
Kolaborasi ini merupakan langkah nyata BINUS SCHOOL Bekasi dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDG) 2, yaitu Zero Hunger.
Dengan menanamkan pemahaman tentang ketahanan pangan, pengelolaan sumber daya alam, serta urgensi literasi pangan sejak dini, sekolah bertujuan membentuk generasi yang peduli dan berwawasan.
Upaya tersebut menjadi investasi yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan masa depan planet bumi.
Manager Seniman Pangan Corazon Nikijuluw menambahkan, melibatkan keluarga, khususnya orangtua, merupakan langkah signifikan dalam membentuk budaya pangan yang lebih baik.
“Pendidikan pangan dimulai dari rumah. Ketika orangtua memahami proses pangan dari kebun sampai meja makan, pengetahuan itu menjadi modal penting untuk membangun rumah tangga yang lebih sadar lingkungan dan kesehatan,” terang Corazon.
“Kami percaya perubahan besar dapat dimulai dari meja makan keluarga, sejalan dengan visi riset aplikatif BINUS SCHOOL Bekasi,” imbuh Corazon.
Melalui inisiatif tersebut, BINUS SCHOOL Bekasi memperkuat pembelajaran berbasis riset yang menyenangkan dan relevan, sekaligus mengajak keluarga untuk menjadi bagian dari perubahan positif yang dimulai dari makanan.