Advertorial

BINUS SCHOOL Bekasi Gandeng Seniman Pangan, Ajak Orangtua Ciptakan Perubahan Melalui Makanan

Kompas.com - 08/12/2025, 18:02 WIB

KOMPAS.com — Literasi pangan, keberlanjutan, dan kesehatan keluarga menjadi isu krusial pada beberapa waktu terakhir. 

Pengetahuan mendalam tentang pengolahan makanan membentuk kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan. 

Menyadari peran lingkungan rumah sebagai tempat belajar nyata bagi anak, BINUS SCHOOL Bekasi mengambil langkah proaktif.

BINUS SCHOOL Bekasi menggandeng Seniman Pangan dalam sebuah program edukasi yang secara khusus mengajak para orangtua untuk melihat proses pangan sebagai laboratorium sederhana. 

Lewat program tersebut, BINUS SCHOOL Bekasi memberdayakan orangtua siswa untuk turut menciptakan perubahan positif mulai dari meja makan keluarga. 

Kepala Sekolah BINUS SCHOOL Bekasi, Maria Karah, mengatakan, inisiatif ini menjadi cara sekolah memperkuat keterlibatan komunitas orangtua sekaligus menanamkan research mindset melalui aktivitas nyata. 

“Sebagai school of research, kami percaya bahwa riset dimulai dari rasa ingin tahu terhadap hal-hal kecil di sekitar kita. Lewat program ini. Kami ingin menunjukkan bahwa proses garden-to-table tidak hanya memperkaya cara anak belajar, tapi juga mengajak para orang tua untuk terlibat dalam pembelajaran ini. Bersama-sama, kita membangun kesadaran akan pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujar Karah dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (4/12/2025).

Para orangtua siswa antusias mengikuti sesi proses pengolahan pangan dari kebun hingga meja makan (garden-to-table). Dok. BINUS SCHOOL Bekasi Para orangtua siswa antusias mengikuti sesi proses pengolahan pangan dari kebun hingga meja makan (garden-to-table).

Identitas sebagai school of research

Karah melanjutkan, kegiatan tersebut sekaligus memperkuat identitas BINUS SCHOOL Bekasi sebagai School of Research. 

Hal itu menunjukkan bahwa research mindset dapat ditanamkan melalui aktivitas yang relevan dan sederhana, serta memberdayakan komunitas orangtua untuk menjadi bagian dari proses pembelajaran.

Dalam kegiatan tersebut, BINUS SCHOOL Bekasi menunjukkan bahwa riset tidak selalu identik dengan laboratorium. 

Proses pengolahan pangan dari kebun hingga meja makan (garden-to-table) pun dapat dipandang sebagai riset aplikatif yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.

Para orangtua diajak menganalisis faktor sederhana, seperti cara menanam, metode panen, hingga teknik pengolahan minimal limbah, menumbuhkan pemahaman mendalam tentang nutrisi, keberlanjutan, dan ekosistem pangan.

Kolaborasi ini merupakan langkah nyata BINUS SCHOOL Bekasi dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDG) 2, yaitu Zero Hunger. 

Dengan menanamkan pemahaman tentang ketahanan pangan, pengelolaan sumber daya alam, serta urgensi literasi pangan sejak dini, sekolah bertujuan membentuk generasi yang peduli dan berwawasan. 

Upaya tersebut menjadi investasi yang berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan masa depan planet bumi.

Manager Seniman Pangan Corazon Nikijuluw menambahkan, melibatkan keluarga, khususnya orangtua, merupakan langkah signifikan dalam membentuk budaya pangan yang lebih baik. 

“Pendidikan pangan dimulai dari rumah. Ketika orangtua memahami proses pangan dari kebun sampai meja makan, pengetahuan itu menjadi modal penting untuk membangun rumah tangga yang lebih sadar lingkungan dan kesehatan,” terang Corazon.

“Kami percaya perubahan besar dapat dimulai dari meja makan keluarga, sejalan dengan visi riset aplikatif BINUS SCHOOL Bekasi,” imbuh Corazon.

Melalui inisiatif tersebut, BINUS SCHOOL Bekasi memperkuat pembelajaran berbasis riset yang menyenangkan dan relevan, sekaligus mengajak keluarga untuk menjadi bagian dari perubahan positif yang dimulai dari makanan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau