Advertorial

Universitas Pertamina, Kampus Energi dan Teknologi Berbasis Keberlanjutan untuk Masa Depan Indonesia

Kompas.com - 09/12/2025, 10:38 WIB

KOMPAS.com – Percepatan transisi energi bersih tengah dilakukan pemerintah. Targetnya, net-zero emission atau emisi nol bersih bisa dicapai pada 2060 atau lebih cepat.

Untuk mendukung upaya tersebut, Universitas Pertamina (UPER) hadir sebagai perguruan tinggi baru yang menempatkan isu energi sebagai inti pendidikannya. Dari UPER, akan lahir talenta-talenta yang menguasai teknologi energi dan isu keberlanjutan.

Berada dalam ekosistem industri energi, UPER mengembangkan lingkungan akademik yang menggabungkan kompetensi teknis, riset terapan, dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.

Berbasis inovasi, teknologi, dan bisnis energi

Sebagai universitas swasta yang mendapat dukungan dari perusahaan energi nasional terbesar, yakni Pertamina, UPER memiliki posisi penting dalam mempersiapkan tenaga profesional di bidang energi dan keberlanjutan.

Keterkaitan dengan Pertamina membuka peluang kerja sama yang luas, mulai dari program magang, penelitian kolaboratif, hingga pengembangan talenta untuk mendukung transformasi energi nasional.

Kekuatan jaringan profesionalnya terlihat dari 372 alumnus UPER yang kini bekerja di Pertamina Grup serta lebih dari 500 alumnus berkarier di berbagai perusahaan energi dan perusahaan multinasional lain.

Para alumnus tersebut menjembatani kebutuhan industri dengan perkembangan keilmuan di kampus, serta turut mempertegas peran UPER sebagai pemasok talenta masa depan.

Kampus yang berfokus pada inovasi, teknologi, dan bisnis energi

Universitas Pertamina (UPER), perguruan tinggi yang menempatkan isu energi dan keberlanjutan sebagai esensi dasar kurikulum pendidikannya.Dok. UPER Universitas Pertamina (UPER), perguruan tinggi yang menempatkan isu energi dan keberlanjutan sebagai esensi dasar kurikulum pendidikannya.

UPER memiliki enam fakultas dan 16 program studi yang dirancang untuk menjawab tantangan di bidang energi dan lingkungan.

Fakultas tersebut meliputi Teknologi Eksplorasi dan Produksi, Teknologi Industri, Perencanaan Infrastruktur, Sains dan Ilmu Komputer, Komunikasi dan Diplomasi, serta Ekonomi dan Bisnis.

Setiap program studi menerapkan kurikulum berbasis keberlanjutan, mengangkat topik energi baru terbarukan, efisiensi energi, digitalisasi industri, serta teknologi rendah karbon.

Berbagai peminatan turut memperkuat arah tersebut, seperti Renewable Energy (S2 Keberlanjutan, Teknik Perminyakan), Risk Management (S2 Manajemen), Electrical Sustainable Energy (Teknik Elektro), Logistik Energi Berkelanjutan (Teknik Logistik), Geofisika Energi Terbarukan (Teknik Geofisika), Energy Economics and Sustainability (Ekonomi), dan lain-lain.

Pendekatan tersebut memberi mahasiswa pengalaman belajar yang relevan dengan dinamika global sektor energi.

Kontribusi global melalui THE Impact Ranking

Komitmen UPER terhadap isu keberlanjutan tercermin dari capaian di Times Higher Education (THE) Impact Ranking.

Meski baru berdiri sembilan tahun, UPER berhasil meraih peringkat ke-25 nasional dan masuk dalam kelompok 801–1.000 dunia pada 2025 dengan nilai tertinggi dicapai pada kategori SDG 14 (Kehidupan Bawah Air), SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi), dan SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau).

Prestasi tersebut tidak terlepas dari fokus riset dan program pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan energi dan lingkungan. Salah satu contohnya adalah kerja sama dengan Pertamina Foundation dalam program Desa Energi Berdikari (DEB) Sobat Bumi yang mengolah limbah tahu menjadi biogas ramah lingkungan.

Program tersebut menunjukkan bahwa inovasi perguruan tinggi dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau