KOMPAS.com – Percepatan transisi energi bersih tengah dilakukan pemerintah. Targetnya, net-zero emission atau emisi nol bersih bisa dicapai pada 2060 atau lebih cepat.
Untuk mendukung upaya tersebut, Universitas Pertamina (UPER) hadir sebagai perguruan tinggi baru yang menempatkan isu energi sebagai inti pendidikannya. Dari UPER, akan lahir talenta-talenta yang menguasai teknologi energi dan isu keberlanjutan.
Berada dalam ekosistem industri energi, UPER mengembangkan lingkungan akademik yang menggabungkan kompetensi teknis, riset terapan, dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan.
Berbasis inovasi, teknologi, dan bisnis energi
Sebagai universitas swasta yang mendapat dukungan dari perusahaan energi nasional terbesar, yakni Pertamina, UPER memiliki posisi penting dalam mempersiapkan tenaga profesional di bidang energi dan keberlanjutan.
Keterkaitan dengan Pertamina membuka peluang kerja sama yang luas, mulai dari program magang, penelitian kolaboratif, hingga pengembangan talenta untuk mendukung transformasi energi nasional.
Kekuatan jaringan profesionalnya terlihat dari 372 alumnus UPER yang kini bekerja di Pertamina Grup serta lebih dari 500 alumnus berkarier di berbagai perusahaan energi dan perusahaan multinasional lain.
Para alumnus tersebut menjembatani kebutuhan industri dengan perkembangan keilmuan di kampus, serta turut mempertegas peran UPER sebagai pemasok talenta masa depan.
Universitas Pertamina (UPER), perguruan tinggi yang menempatkan isu energi dan keberlanjutan sebagai esensi dasar kurikulum pendidikannya.UPER memiliki enam fakultas dan 16 program studi yang dirancang untuk menjawab tantangan di bidang energi dan lingkungan.
Fakultas tersebut meliputi Teknologi Eksplorasi dan Produksi, Teknologi Industri, Perencanaan Infrastruktur, Sains dan Ilmu Komputer, Komunikasi dan Diplomasi, serta Ekonomi dan Bisnis.
Setiap program studi menerapkan kurikulum berbasis keberlanjutan, mengangkat topik energi baru terbarukan, efisiensi energi, digitalisasi industri, serta teknologi rendah karbon.
Berbagai peminatan turut memperkuat arah tersebut, seperti Renewable Energy (S2 Keberlanjutan, Teknik Perminyakan), Risk Management (S2 Manajemen), Electrical Sustainable Energy (Teknik Elektro), Logistik Energi Berkelanjutan (Teknik Logistik), Geofisika Energi Terbarukan (Teknik Geofisika), Energy Economics and Sustainability (Ekonomi), dan lain-lain.
Pendekatan tersebut memberi mahasiswa pengalaman belajar yang relevan dengan dinamika global sektor energi.
Kontribusi global melalui THE Impact Ranking
Komitmen UPER terhadap isu keberlanjutan tercermin dari capaian di Times Higher Education (THE) Impact Ranking.
Meski baru berdiri sembilan tahun, UPER berhasil meraih peringkat ke-25 nasional dan masuk dalam kelompok 801–1.000 dunia pada 2025 dengan nilai tertinggi dicapai pada kategori SDG 14 (Kehidupan Bawah Air), SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi), dan SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau).
Prestasi tersebut tidak terlepas dari fokus riset dan program pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan energi dan lingkungan. Salah satu contohnya adalah kerja sama dengan Pertamina Foundation dalam program Desa Energi Berdikari (DEB) Sobat Bumi yang mengolah limbah tahu menjadi biogas ramah lingkungan.
Program tersebut menunjukkan bahwa inovasi perguruan tinggi dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.