Advertorial

Dorong Kedaulatan Ekonomi Desa, Menkop Puji Kopkel Merah Putih Tukangkayu

Kompas.com - 09/12/2025, 20:57 WIB

KOMPAS.com Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono menegaskan pentingnya membangun kedaulatan ekonomi desa melalui koperasi modern saat meresmikan Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Tukangkayu di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (9/12/2025).

Dalam kegiatan tersebut, Menkop juga meninjau gerai sembako serta melakukan transaksi langsung sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan koperasi lokal.

“Saya mengapresiasi KKMP Tukangkayu yang sudah memiliki produk lokal yang dijual, seperti gula dan kopi,” ujar Menkop dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Acara tersebut turut dihadiri Sekretaris Daerah Banyuwangi Guntur Priambodo, Tenaga Ahli Komisi VI DPR RI Muhammad, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Jawa Timur Endy Alim Abdi Nusa, serta Ketua KKMP Tukangkayu Imam Maskun.

Pada kesempatan itu, Menkop menekankan bahwa integrasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dalam aplikasi Jaga Desa akan menjadi pondasi operasional yang modern, akuntabel, dan terukur. Dengan digitalisasi, kata Menkop, koperasi akan lebih mudah mengelola berbagai unit usaha secara efisien.

“Koperasi akan mengelola berbagai unit usaha, mulai dari gerai sembako, apotek, klinik, gudang, hingga lembaga keuangan mikro, dengan standar ritel modern agar manfaat ekonomi kembali kepada masyarakat,” ujarnya.

Menkop meninjau gerai sembako serta melakukan transaksi langsung sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan koperasi lokal. Dok. Kemenkop Menkop meninjau gerai sembako serta melakukan transaksi langsung sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan koperasi lokal.

Digitalisasi yang terintegrasi juga dinilai mampu memperkuat sistem mitigasi risiko serta pengawasan operasional koperasi.

“Itu yang nantinya membuat operasionalisasi Kopdes bisa berjalan dengan baik,” tegasnya.

Ferry juga memastikan bahwa Kopdes akan dikembangkan sebagai ekosistem usaha yang lengkap dan modern, mulai dari gerai sembako, apotek dan klinik desa, pusat logistik, lembaga keuangan mikro, hingga sarana transportasi desa.

“Ini menjadi bukti, ketika masyarakat diberi akses permodalan, dibuatkan badan usahanya, dengan arena bisnis yang adil, maka potensi masyarakat desa dan kelurahan di Banyuwangi bisa berkompetisi secara sehat dengan pelaku usaha lain,” jelasnya.

Ia menambahkan, keberadaan KKMP ke depan diharapkan bisa memperkuat usaha mikro ekcil dan menengah (UMKM), warung tradisional, hingga pasar rakyat di sekitarnya.

“Karena, Kopdes bisa mendapatkan harga-harga yang khusus, hasil kerja sama dengan banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” kata Menkop.

Melalui Kopdes, sejumlah kebutuhan masyarakat seperti gas elpiji 3 kilogram, pupuk bersubsidi, hingga minyak goreng subsidi akan dijual dengan harga agen, sehingga lebih terjangkau.

Menkop pun mengajak para pelaku UMKM Banyuwangi untuk memperkuat industri kecil dengan meningkatkan produksi lokal agar dapat dipasarkan langsung melalui jaringan gerai Kopdes.

“Kita produksi sendiri, dibiayai sendiri, jual sendiri. Ini yang kita maksud dengan kedaulatan ekonomi. Bukan barang dari impor, tapi ini produk hasil sendiri,” tegasnya.

Ke depan, ia menekankan pentingnya Kopdes untuk menyesuaikan diri dengan potensi desa masing-masing, baik di sektor kuliner, kerajinan, hingga produk lokal lainnya.

“Yang pasti, nantinya gerai sembako milik Kopdes akan dikelola secara modern. Misalnya, tokonya terang, dingin, bersih, dengan produk yang dijual banyak macamnya. Upayakan barang-barang yang dijual di sini adalah hasil UMKM di Banyuwangi,” jelas Menkop.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau