KOMPAS.com - Transformasi yang lebih tenang kini berlangsung di berbagai kota di Indonesia. Perubahan ini tampak dari cara bangunan yang mulai dirancang dan tidak lagi bergantung hanya pada ambisi komersial atau kecepatan konstruksi.
Pergeseran tersebut hadir seiring meningkatnya perhatian terhadap cara masyarakat menghuni lingkungan perkotaan yang padat.
Dari sini, kehidupan publik, isyarat budaya, dan kenyamanan iklim semakin berperan dalam membentuk arsitektur baru.
Arah baru tersebut tecermin pada para pemenang PropertyGuru Indonesia Property Awards 2025.
Setiap pengembangan menunjukkan logika dan atmosfer yang khas sekaligus memberikan gambaran mengenai bahasa arsitektur yang menekankan kejelasan tujuan, bukan sekadar percepatan pembangunan.
Jakarta menjadi pusat berlangsungnya perubahan tersebut. Ambisi vertikal kota ini kini tidak lagi diekspresikan hanya melalui ketinggian, tetapi melalui cara ruang diorganisasi, pergerakan terjadi, dan bagaimana kehidupan publik dibentuk di antara bangunan.
Thamrin Nine yang dikembangkan PT Putragaya Wahana dan meraih penghargaan Best Commercial Developer serta Best Completed Mixed Use Development menjadi salah satu contoh dari pergeseran itu.
Kawasan tersebut disusun melalui sirkulasi yang jelas, koneksi transportasi berlapis, dan urutan ruang di tingkat jalan yang dirancang untuk menyerap kepadatan, bukan memperkuatnya.
Di dalam kawasan itu, dua proyek menampilkan kedewasaan baru dalam arsitektur Jakarta.
Luminary Tower, pemenang Best High Rise Office Development, memanfaatkan bentuk meruncing untuk memasukkan cahaya matahari ke dalam lantai gedung sehingga ruang kerja terasa lebih efisien dan terbuka.
Di sisi lain, Agora, pemenang Best Lifestyle Commercial Development, berperan sebagai pusat sosial kawasan melalui area dasar bangunan yang terbuka dan mudah diakses.
Kehadiran ruang ritel, rekreasi, dan area kumpul informal semakin memperkuat fungsinya sehingga proyek tersebut menjadi penghubung yang menjaga dinamika publik di lingkungan sekitarnya.
Bersama Luminary Tower, proyek tersebut menandai momen saat konsep vertikalitas yang umum ditemui di Tokyo atau Seoul mulai diterjemahkan ke dalam ritme dan ekspektasi Jakarta.
Pergeseran seperti ini tidak hanya terjadi di pusat kota. Pola serupa mulai terlihat di kawasan pinggiran metropolitan.
PT Pakuwon Jati Tbk, pemenang Best Mixed Use Developer dan Best Hospitality Developer, terus menguatkan model integrasi urban berskala besar.
Pakuwon Mall Bekasi Superblock, pemenang Best Mixed Use Development, hadir sebagai subkota yang berorientasi pada pejalan kaki.
Ritel, hotel, dan klaster residensial terhubung melalui loop internal yang meminimalkan ketergantungan pada kendaraan dan menempatkan ruang publik sebagai elemen utama.
Beragam pengembangan itu menunjukkan lahirnya identitas urban baru yang dibangun melalui koherensi, kejernihan, dan hubungan yang lebih terarah antara bangunan serta masyarakat yang bergerak di dalamnya.
Ruang untuk masyarakat
Arsitektur ruang publik di Indonesia juga menunjukkan pergeseran tersendiri. Lingkungan ritel mulai bergerak menuju format ruang terbuka dengan koridor yang teduh, menandakan pendekatan yang lebih responsif terhadap iklim.
Jakarta Premium Outlets yang meraih Highly Commended untuk Best Lifestyle Commercial Development dan pemenang Best Retail Development, menerapkan jalur pedestrian beratap dan plaza bertingkat untuk mengurangi panas sekaligus mendukung pergerakan pejalan kaki tanpa hambatan.
Kiara Artha Park yang juga meraih Highly Commended untuk Best Lifestyle Commercial Development, menegaskan peran lanskap sipil sebagai jangkar komunitas baru melalui kehadiran elemen air, hamparan rumput, serta area publik multifungsi untuk rekreasi dan acara komunitas.
Pertimbangan lingkungan kini semakin melekat pada desain komersial. Teras Lakon at Summarecon Serpong, pemenang Best Eco Friendly Commercial Development, menggabungkan pendinginan pasif, fasad bervegetasi, dan pengelolaan limbah sirkular.
Pendekatan tersebut tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memperkuat pengalaman komersial.
Melalui strategi ini, ritel berkembang menjadi tipologi hibrida yang memadukan fungsi marketplace dengan karakter ruang publik.
Arah serupa juga terlihat pada sektor hospitality yang semakin menonjolkan desain berbasis pengalaman.
Di Jakarta, 25hours Hotel The Oddbird Jakarta, pemenang Best City Hotel Development dan Best Hotel Interior Design, menghadirkan model hotel yang lebih ekspresif dan berorientasi sosial.
Hotel tersebut menggunakan material taktil, geometri berlapis, dan ruang publik yang hidup untuk membangun suasana yang kuat, menggantikan kesan identitas korporasi yang kaku.
Di sisi lain, Holiday Inn Resort Bintan Lagoi Beach, pemenang Best Hotel atau Resort Development, menyusun masterplan yang berpusat pada pemandangan laguna dan sirkulasi ramah keluarga. Hal ini mencerminkan pertumbuhan destinasi leisure di luar pusat perkotaan utama.
Di seluruh lingkungan tersebut, desain semakin selaras dengan cara masyarakat berkumpul, berinteraksi, dan menghuni ruang.
Fokusnya bergeser menuju kenyamanan, ritme, dan atmosfer yang menunjukkan pendekatan yang lebih berpusat pada manusia dalam pengembangan komersial dan hospitality.
Kiri Atas: Jakarta Premium Outlets. Kanan Atas: Teras Lakon at Summarecon Serpong. Kiri tengah: Pakuwon Mall Bekasi Superblock. Kanan Tengah: Thamrin Nine. Kiri Bawah: Kiara Artha Park. Kanan Bawah: Luminary Tower. Fondasi ekonomi baru
Geografi ekonomi masa depan Indonesia mulai terbentuk melalui arsitektur industri yang mengedepankan presisi baru.
Industropolis Batang SEZ, pemenang Best Industrial Estate Development, menjadi contoh penting dari perubahan tersebut.
Dibangun sebagai ekosistem industri hibrida, pengembangan itu mengintegrasikan koridor utilitas bersih, jalur logistik, dan penyangga hijau sehingga perencanaan industri diposisikan sebagai bagian dari strategi pengembangan regional yang lebih besar, bukan sebagai zona yang berdiri terpisah.
Pendekatan tersebut mencerminkan keyakinan yang kuat bahwa desain lingkungan industri berpengaruh langsung terhadap kualitas investasi yang masuk serta komunitas yang tumbuh di sekitarnya.
Evolusi itu tidak hanya terjadi di kawasan industri, tetapi juga meluas ke seluruh lanskap pembangunan nasional.
Pengembang seperti PT Pakuwon Jati Tbk dan PT Putragaya Wahana mulai memposisikan arsitektur sebagai alat sipil dan budaya yang membentuk pengalaman masyarakat.
Dalam pendekatan ini, kawasan ritel dirancang untuk merespons iklim, proyek hospitality diarahkan untuk membangun identitas, dan koridor industri berkembang menjadi kerangka ekonomi yang lebih terstruktur.
Dari para pemenang tahun ini, tampak muncul rasa kepengarangan yang lebih jelas. Indonesia tidak lagi sekadar mengadopsi model global, tetapi mulai merancang modelnya sendiri.
Kawasan mixed-use dirancang dengan kejelasan sipil. Lingkungan ritel menafsirkan iklim alih-alih menolaknya.
Proyek hospitality mengutamakan identitas dibandingkan keseragaman. Kawasan industri berfungsi sebagai kerangka strategis, bukan sekadar lokasi di pinggiran.
Dari rangkaian perkembangan tersebut, Indonesia mulai merumuskan kosakata desain yang berakar pada koherensi, pengalaman, dan konteks lokal.
Kosakata inilah yang akan membentuk lanskap urban Indonesia sekaligus memperkuat kepercayaan diri dalam menampilkan diri kepada dunia selama bertahun-tahun ke depan.