KOMPAS.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom bersama jajaran perusahaan TelkomGroup hingga Sabtu (13/12/2025) telah berhasil mengaktifkan kantor Sentral Telepon Otomat (STO) Telkom di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat pascabencana longsor dan banjir bandang.
Saat ini, TelkomGroup berfokus pada langkah pemulihan selanjutnya, yaitu pengaktifan kembali sejumlah titik base transceiver station (BTS) yang terdampak bencana.
Di wilayah Sumatera Utara dan Sumatera Barat, sekitar 90 persen BTS TelkomGroup telah kembali beroperasi. Sementara itu, Aceh masih menjadi perhatian utama dengan tingkat pemulihan BTS mencapai 50 persen.
Direktur Network Telkom Nanang Hendarno mengatakan bahwa Kerusakan terbesar BTS ada di Aceh.
Hal itu ia sampaikan saat meninjau infrastruktur jaringan komunikasi bersama EVP Telkom Regional I Sumatra Dwi Pratomo Juniarto di kantor STO Telkom, Kecamatan Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, pada Sabtu (13/12/2025).
Nanang menuturkan, pihaknya mengerahkan seluruh sumber daya yang ada untuk mempercepat pemulihan di wilayah Aceh.
“Mudah-mudahan, sekitar 75 persen coverage di masing-masing kota bisa kembali aktif hari ini atau besok,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (16/12/2025).
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke sejumlah lokasi infrastruktur lainnya di Pangkalan Brandan, Tanjung Pura, dan Tanjung Mulia, Sumatera Utara, pada Minggu (14/12/2025).
Nanang menambahkan, Telkom saat ini tengah mengupayakan secara maksimal proses pemulihan BTS dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada di TelkomGroup.
Tidak hanya Telkomsel, seluruh anak usaha TelkomGroup turut dilibatkan untuk mempercepat pengaktifan BTS yang masih mengalami gangguan layanan.
Dalam tinjauannya di Kuala Simpang, Nanang menilai kondisi kantor STO Telkom yang terdampak banjir masih memerlukan banyak pembenahan yang diakibatkan oleh genangan lumpur.
“Telkom memprioritaskan perbaikan layanan kepada pelanggan. Kami berupaya memulihkan layanan kepada customer terlebih dahulu, ini prioritas utama Telkom,” tegas Nanang.
Teknisi Telkom melakukan pemulihan jaringan pasca bencana longsor dan banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.Saat melakukan peninjauan di Kota Langsa, Nanang menyaksikan banyak masyarakat yang menggunakan layanan jaringan internet dan pengisian daya gratis yang disediakan oleh TelkomGroup di berbagai titik access point (AP), di tengah kondisi jaringan listrik mati menyeluruh di wilayah Langsa.
“Terdapat beberapa AP yang sudah diaktifkan. Melihat animo masyarakat, kami pikir perlu ditambahkan beberapa titik lagi, di samping juga memenuhi kebutuhan listrik akan perangkat gadget masyarakat,” ujar Nanang.
TelkomGroup berkomitmen menambah posko layanan internet dan pengisian daya gratis agar kebutuhan akses telekomunikasi digital masyarakat tetap terpenuhi selama proses pemulihan infrastruktur berlangsung.
Kondisi perangkat jaringan di Kota Langsa saat ini telah menunjukkan pemulihan yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah Kuala Simpang.
Seluruh tim teknis TelkomGroup terus melakukan percepatan pemulihan layanan BTS di Aceh, dengan target sebanyak 75 persen, cakupan BTS di masing-masing kota dapat kembali aktif pada hari Senin.
Ke depannya, fokus percepatan pemulihan layanan TelkomGroup akan lebih diarahkan ke wilayah Aceh, mengingat kondisi jaringan di Sumatera Utara dan Sumatera Barat relatif telah stabil.
Strategi pemulihan di Aceh dilakukan melalui pendekatan pembangunan umbrella coverage yang menaungi satu kota atau kabupaten secara menyeluruh, guna memastikan layanan konektivitas dapat kembali dinikmati secara lebih luas oleh masyarakat.
Namun demikian, proses pemulihan di sejumlah lokasi masih bergantung pada stabilitas pasokan listrik di wilayah terdampak.
Dalam rangkaian kunjungan kerja di Aceh dan Sumatera Utara, TelkomGroup juga menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa peralatan medis dan obat-obatan ke RS Adam Malik serta wilayah Aceh Tamiang.
Bantuan tersebut meliputi serum anti tetanus, tabung oksigen beserta isinya, regulator, kursi roda, NRM oxygen mask, berbagai obat-obatan, serta popok dewasa dan anak, guna mendukung pelayanan kesehatan dan memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak.