Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

KOMPAS TV/ANJAS PRAWIOKO - Anak-anak usia sekolah dasar di Sumba, Nusa Tenggara Timur berlatih pacuan kuda di padang sabana.
Rabu, 2 Desember 2015

Ternyata, Andalan NTT Tak Hanya Sapi Potong



KOMPAS.com - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak masih disebut Sunda Kecil di awal abad 20 sohor sebagai gudang sapi potong Nusantara. Sampai kini, julukan itu tak lekang. Lebih-lebih tatkala Gubernur DKI, pada 2014, Joko Widodo, meneken kerja sama pasokan daging sapi untuk Jakarta dari NTT. Sapi potong NTT pun moncer ketenarannya.

Dari lima provinsi di Indonesia, sekarang, NTT memang ada di urutan teratas penghasil sapi potong. Menyusul di belakang NTT adalah Nusa Tenggara Barat, Lampung, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Menurut penuturan Gubernut NTT Frans Lebu Raya, di NTT sampai kini ada sekitar 900.000 ekor sapi potong.

Namun begitu, masih sedikit khalayak mafhum bahwa NTT tak hanya mengandalkan sapi potong. Menurut cerita Kepala Dinas Peternakan NTT Danny Suhadi pada Selasa (17/11/2015), selain sapi potong, NTT juga dikenal lantaran ternak kerbau dan kuda.

Meski jumlahnya tak sebanding dengan sapi potong, kerbau di NTT saat ini ada 27.600 ekor. Hewan itu utamanya dikirim ke sebagian besar Sulawesi sebagai hewan konsumsi.

Kemudian, peternakan NTT juga mencatatkan kuda sebagai peliharaan. Jumlahnya, terang Danny, sekitar 6.000 ekor. Di NTT, Sumba adalah sentra kuda. "Kuda sandel namanya," kata Danny Suhadi.

Dari jumlah tersebut, mayoritas kuda dikirim ke Kabupaten Jeneponto di Sulawesi Selatan. Di situ, kuda menjadi bahan konsumsi masyarakat. "Iya, memang begitu," pungkas Danny Suhadi menegaskan.