Josephus Primus - Sapi potong di Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada Selasa (17/11/2015) sudah meminta proses karantina dipangkas hingga satu hari untuk mempercepat pengiriman sapi potong, khususnya ke Jabodetabek.
Kamis, 3 Desember 2015NTT Punya Sejarah Panjang Sapi Potong
KOMPAS.com - Andai tak ada aral melintang, pada Kamis (3/12/2015), sebanyak 500 ekor sapi potong asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan diangkut menggunakan kapal khusus ternak Kapal Motor (KM) Camara Nusantara 1 dari Pelabuhan Kupang. Kapal yang menjadi bagian dari tol laut itu akan bertolak menuju Pelabuhan Cirebon, nonstop. Dari Cirebon, sapi-sapi potong akan dikirim ke tempat-tempat penggemukan untuk nantinya dikonsumsi oleh penduduk Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek).
NTT memang menjadi provinsi di urutan pertama penghasil sapi potong. Menurut penuturan Gubernut NTT Frans Lebu Raya, di NTT sampai kini ada sekitar 900.000 ekor sapi potong. Hewan ternak itu tersebar di seluruh 21 kabupaten, utamanya yang berada di Pulau Timor.
Berturut-turut, di Pulau Timor, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mendominasi dengan 180.000 ekor sapi potong. Urutan berikutnya adalah Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Belu, dan Kabupaten Malaka. Sementara, di Pulau Flores, sapi potong ada di Kabupaten Manggarai, Ngada, Manggarai Barat, Nagekeo, Manggarai Timur, dan Kabupaten Sikka.
Sapi potong juga terdapat di Pulau Sumba. Khusus di Kabupaten Sumba Timur, sapi potong yang dikembangkan adalah jenis sumba ongol. "Sapi sumba ongol berwarna putih," kata Kepala Dinas Peternakan NTT Danny Suhadi pada Selasa (17/11/2015).
Gudang sapi
Lebih dari itu, NTT memang memunyai sejarah panjang sapi potong. Catatan terkumpul menunjukkan pada 1938, ada ekspor perdana sapi potong ke Hong Kong. Waktu itu, jumlahnya mencapai 3.000 ekor. Saat itu, NTT belum menjadi provinsi seperti sekarang. NTT adalah bagian dari Sunda Kecil meliputi Bali dan Nusa Tenggara Barat, kini.
Pada 1954, pemerintah Indonesia dan Belanda berkongsi membentuk IKAF. IKAF yang terletak di Naekoten, Kupang, adalah pabrik pengalengan daging sapi.
Kemudian, di masa pemerintahan Presiden Soeharto (1966-1998), NTT dideklarasikan sebagai gudang sapi nasional. Julukan itu kini kian mengemuka setelah gubernur DKI, pada 2014, Joko Widodo, meneken kerja sama pasokan daging sapi untuk Jakarta dari NTT.
Catatan paling mutakhir menunjukkan konsumsi daging sapi Jabodetabek per tahun mencapai angka 600.000 ton. Dari jumlah itu, Jakarta menyerap 185.000 ton tiap tahunnya.
Sementara, untuk pengembangan sapi di Pulau Timor, pemerintah NTT menyiapkan lahan baru hingga 400 hektar. Lahan itu nantinya akan dijadikan ranch alias lahan luas pemeliharaan sapi potong.
