kabar mpr

Zulkifli Hasan: Musyawarah Mufakat Semakin Melemah

Kompas.com - 28/02/2017, 14:04 WIB

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR  RI di hadapan Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa fakultas ekonomi dan bisnis, Serang, Selasa (28/2/2017) pagi. Acara ini di hadiri oleh Sholeh Hidayat selaku rektor Universitas Ageng Tirtayasa, para dekan pascasarjana, wakil Walikota Serang Sulhi Choir, serta Kapolda Banten, Listyo Sigit Prabowo.

Dalam kunjungannya, Zulkifli ditemani oleh anggota DPR RI Dapil Banten II Yandri Susanto.

Mengusung tema "Urgensi dan Reposisi Kedaulatan NKRI, Mahasiswa dan Peranan Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat Dalam Bingkai Empat Pilar Kebangsaan", Zulkifli membuka sambutannya dengan bertanya apa bunyi dari sila ke-4 serta sila ke-5 kepada para Mahasiswa. Dengan gaya penyampaian hangat yang khas, membuat hampir semua yang hadir dapat menjawab dengan tegas. 

"Sesuai Pancasila ke-4 dan 5, musyawarah mufakat dan keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia, semakin melemah atau menguat?" tanya Zulkifli kembali. Hampir semua menjawab melemah. Zulkifli juga setuju.

"Seperti contoh penggusuran di mana-mana, Negara harus turut hadir seperti pasal 33, kekayaan alam dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat." Tambahnya.

Zulkifli berharap, Mahasiswa sebagai pelopor serta agen perubahan dapat memegang teguh kedaulatan negara. Agar bangsa Indonesia, dapat menjadi negara maju.

"Untuk memilih kepala daerah, generasi muda jangan sampai mempunyai NPWP, yang artinya nomor piro wani piro" tutup Zulkifli.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau