Advertorial

Luruskan Mitos KPR yang Ternyata Keliru Ini (Bagian 1)

Kompas.com - 06/04/2017, 17:21 WIB

Sudah bukan rahasia lagi bahwa harga rumah di ibu kota memang mahal. Hal ini akibat jumlah penduduk yang semakin banyak dan lahan yang semakin sedikit. Solusi yang ada tentu memilih rumah susun atau apartemen.

Atau, kamu bisa memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk membeli rumah. Jadi, bank akan membantumu membeli rumah yang kamu inginkan. Sayangnya, saat ini masih banyak informasi yang salah beredar di masyarakat. Untuk itu, kamu perlu mengetahui informasi mana saja yang hanya mitos dan mana yang benar.

Uang Muka Besar

Banyak yang beranggapan bahwa mengambil uang muka yang lebih besar akan membuat KPR yang akan kamu ambil lebih baik dan lebih aman. Nyatanya tidak. Uang muka merupakan pembayaran yang bisa dibayarkan ketika awal sebelum memulai kredit pertama.

Uang muka ini dianggap bisa meringankan cicilan kredit selanjutnya. Hal tersebut memang benar, namun bukan berarti uang muka besar akan lebih baik. KPR biasanya menyediakan rumah dasar saja, di mana kamu masih harus memoles rumah tersebut menjadi bagus atau sedikit merenovasinya.

Uang muka yang besar tentu akan mengurangi anggaran untuk merenovasi rumah tersebut. Maka dari itu, anggaran besar belum tentu pilihan yang baik.

Tunggu tua

Beberapa orang memiliki polemik yang buruk. Mereka sengaja menunggu tua untuk membeli rumah atau dianggap ketika sudah siap berpisah dari orang tua dan hidup mandiri. Misalnya sudah mapan atau sudah menikah, padahal kamu bisa membeli rumah sejak muda.

Apalagi pengambilan KPR memiliki batas waktu tertentu, misal jika kamu sudah memasuki usia 50 tahun, atau kamu sudah tidak memiliki pasangan seperti janda atau duda, maka pengambilan KPR akan sulit dilakukan. Hal itu disebabkan pihak KPR sendiri tidak berani mengambil risiko jika nasabahnya terjadi sesuatu.

Berlanjut ke bagian kedua.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau