Kilas daerah

Nelayan Sukabumi "Curhat" ke Dedi Mulyadi

Kompas.com - 10/05/2017, 12:56 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Warga Pejampangan, Kabupaten Sukabumi, nekad menghampiri dan mengerumuni Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat berada di rumah warga setempat beberapa waktu lalu. Mereka adalah para nelayan yang khusus ingin meminta solusi untuk mengatasi musim paceklik laut di wilayahnya selama ini.

"Di sini lagi musim paceklik, sekalian saja kami sampaikan ini semua. Mungkin Kang Dedi ada solusi atas permasalahan yang kami hadapi," kata Asep Jeka, Ketua Kelompok Nelayan Andalan, Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, dua pekan lalu.

Menanggapi keluhan itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan bahwa di Kabupaten Purwakarta yang dipimpinnya selama dua periode, terdapat sebuah skema program untuk menanggulangi kerugian yang diderita para petani. Program itu adalah asuransi Pertanian khusus petani.

Program tersebut menggulirkan penggantian biaya operasional untuk para petani yang gagal panen. Dedi mengatakan program ini dinilai mampu diterapkan kepada para nelayan dengan cara sama.

Dengan cara ini, lanjut Dedi, meskipun nelayan tidak mendapat hasil tangkapan, minimal biaya operasional mereka bisa tertutupi dengan asuransi tersebut.

"Saya di Purwakarta ada asuransi pertanian. Kalau untuk nelayan, bisa juga asuransi nelayan. Artinya, saat tangkapan melimpah dan uang didapat, bisa digulirkan untuk preminya," ujar Dedi.

Dia menambahkan, daerah Ujung Genteng terdapat banyak komunitas nelayan. Program asuransi nelayan ini cocok digulirkan secara swadaya untuk mendorong kemandirian usaha komunitas tersebut.

Selain masalah asuransi, Dedi menawarkan solusi lainnya untuk peningkatan kesejahteraan warga setempat. Selama ini, Pantai Ujung Genteng, Sukabumi, memiliki eksotisme untuk diolah dan tidak akan kalah oleh suasana pantai tempat wisata di Jawa Barat lainnya.

Dedi mengusulkan agar Pantai Ujung Genteng dikelola oleh warga sekitar untuk menjadi salah satu destinasi wisata andalan masyarakat Sukabumi, Jawa Barat.

"Pantai ini kalau diurus pasti menarik, apalagi sering ada Hajat Bumi. Saya kira itu bisa menarik wisatawan," ucap Dedi.

IRWAN NUGRAHA/KONTRIBUTOR PURWAKARTA

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau