Kilas daerah

"Seba Nagri", Tradisi Silaturahim Ini Tetap Lestari di Purwakarta

Kompas.com - 12/05/2017, 08:37 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Purwakarta rutin melaksanakan Tradisi kebudayaan Sunda "Seba Nagri". Setiap warga, tokoh sampai kepala desa berbondong-bondong membawa hasil pertaniannya kepada pemimpinnya.

Acara adat tersebut terpusat di Rumah Dinas Bupati Purwakarta. Ribuan warga dan kepala desa datang dari seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Mereka membawa semua hasil tani terbaik dan makanan ciri khas daerahnya, mulai dari singkong, padi, pete, sampai penganan hasil tani asli pedesaan.

Suasananya sangat meriah. Berbagai hasil tani dan makanan diangkut memakai "jampana" atau kayu pikul yang dihias sedemikian rupa.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bersama istri, Anne Ratna Mustika, berdiri di depan gerbang rumah. Keduanya menerima para tamu yang antre bergantian hanya untuk bersalaman dan bercengkrama.

"Ini tradisi sejak zaman dahulu yang dilakukan orang Sunda. Dengan tradisi Seba Nagri ini rakyat datang untuk bersilaturahmi bersama pemimpinnya. Itu untuk memperkokoh silaturahim," ujar Dedi, pekan lalu.

Bukan hanya silaturahim. Kegiatan ini juga menjadi kesempatan warga menunjukkan keberhasilan panen pertanian atau usahanya selama ini. Tak heran, sebagian besar yang dibawa warga pedesaan memang hasil jerih payah mereka sendiri selama ini.

"Sudah biasa dilakukan setiap tahun. Mereka yang datang pun nanti pulangnya dibekali sebagai timbal balik pemberian mereka sebagai rasa hormat dari tuan rumah," tutur Dedi.

Adapun pemberian yang terkumpul itu, lanjut Dedi, nantinya akan diberikan kembali kepada masyarakat yang tak mampu di daerah sekitar. Budaya saling memberi itu telah biasa dilakukan sejak zaman para leluhur di masa lalu.

“Ini salah satu identitas budaya Sunda yang seharusnya diketahui oleh seluruh warganya dan juga orang lain. Kalau identitas itu sudah hancur dan tidak ada, bagaimana kita akan dikenal orang lain," ucap Dedi.

IRWAN NUGRAHA/KOMPAS.com Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bersama istri, Anne Ratna Mustika, berdiri di depan gerbang rumah dinas Bupati Purwakarta. Keduanya menerima para tamu yang antre bergantian hanya untuk bersalaman dan bercengkrama.
Berindentitas Maju Pesat

Negara-negara maju di luar negeri masih mempertahankan tradisi sebagai identitasnya. Semua itu tetap terjaga di tengah berkembangnya kemajuan pembangunan di berbagai sektor di Negara-Negara itu.

Di Jepang misalnya, meski hidup di era sangat canggih dan modern, tapi warganya tetap mempertahankan tradisi kebudayaannya. Warga Jepang masih merasa bangga memakai baju kimono sebagai identitas bangsanya sampai dikenal di seluruh dunia. Tak sedikit budaya Jepang diadopsi oleh warga Negara lain sampai di masyarakat Indonesia.

"Kita mengenal tradisi Jepang kan, masak kita tak mengenal tradisi budaya kita sendiri. Kalau tradisi budaya kita dilupakan, identitas kita hilang dan akan hancur, tak akan maju-maju. Kita sebagai orang Sunda, ya Sunda, sebagai orang Batak, ya Batak, dan begitu juga yang lainnya. Apalagi Negara ini punya beragam suku dan budaya, seharusnya itu yang menjadi kekuatan," kata Dedi.

Seperti halnya Raja Salman dari Arab Saudi, yang dikenal dunia sebagai Negara yang kokoh mempertahankan budaya Arabnya, malah sangat menyukai budaya tradisi di Bali, yang dikenal sebagai daerah yang mempertahankan tradisi budayanya selama ini. Padahal, lanjut Dedi, masyarakat Bali bukan mayoritas beragama Islam seperti di Arab Saudi.

"Contohnya Raja Salman kemarin, sangat menyukai budaya tradisi yang berhasil dilestarikan oleh masyarakat Bali. Itulah kekuatan budaya sebagai identitas daerah di Indonesia," kata Dedi.

Pada kesempatan itu, Kepala Desa Kondangsari, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cirebon, Mamat Rohmat, mengatakan bahwa Purwakarta merupakan salah satu dari daerah yang masih mempertahankan tradisi budaya Sunda selama ini. Sebagai warga desa, dirinya bersama kepala desa lainnya di daerah Jawa Barat akan terus mendukung sosok pemimpin yang sangat peduli tradisi dan budaya.

"Kami datang ke sini karena sudah tahu kalau Kang Dedi adalah salah satu pemimpin daerah yang peduli pentingnya pelestarian budaya sendiri. Terbukti di Purwakarta berhasil pola pembangunan dengan sistem tradisi budaya tersebut," ujarnya.

Baca juga: Ini Air Mancur yang Bikin Presiden Jokowi Penasaran!

IRWAN NUGRAHA/KONTRIBUTOR PURWAKARTA

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau