Kilas daerah

Pawai Beduk dan Petromak Semarakkan Ramadhan di Purwakarta

Kompas.com - 29/05/2017, 17:34 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai elemen masyarakat muslim, mulai pelajar sampai warga dewasa turun ke jalan melakukan pawai lampu petromak. Kemeriahan itu berlangsung  untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang jatuh mulai Sabtu (27/5/2017).

"Peserta dan petromaknya bisa mencapai angka 9.999. Kegiatan ini dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan," terang Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, Senin (29/5/2017).

Dedi menambahkan, angka sembilan tersebut diambil sebagai simbol Asmaul Husna, yakni nama-nama baik Allah SWT. Adapun pelaksanaannya pada Kamis malam mengacu kepada hari pertama bulan puasa sesuai tanggal kalender pemerintah.

Lampu petromak sendiri dipilih sebagai alat utama penerangan pawai. Ini sebagai pengganti colen atau obor bambu yang sudah lumrah dipakai tahun-tahun sebelumnya.

IRWAN NUGRAHA/KOMPAS.com BUpati Purwakarta Dedi Mulyadi di tengah-tengah warga yang melakukan pawai ramadhan di Purwakarta.
Petromak adalah alat penerangan zaman dulu yang berbahan bakar minyak tanah dengan penerangan api pada kaos petromak. Cahayanya lebih terang dikonversikan oleh kaca yang mengelilinginya pada alat tersebut.

"Sehingga saat pelaksanaanya nanti akan lebih terang dibandingkan dengan api pada obor bambu. Kami ingin alat penerangan baheula atau jadul dikenang lagi oleh masyarakat dengan menciptakan suasana yang lebih meriah. Petromak sendiri sebagai penerangan penghunian pada era tahun sebelum 70-an, jauh sebelum aliran listrik masuk ke perkampungan," ujar Dedi.

Sementara itu, Kepala Bidang Humas Diskominpo Kabupaten Purwakarta, Hendra Fadly menambahkan bahwa pawai lampu petromak tersebut diikuti oleh para kepala desa, aparat desa, kalangan pesantren, majelis taklim, pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum.

Rute pawai tersebut menyusuri ruas-ruas jalan protokol, mulai Jalan Singawinata-Sudirman-Pahlawan-Ibrahim Singadilaga-Basuki Rahmat-Martadina dan berakhir di Singawinata lagi.

Selain membawa lampu petromak, peserta pawai juga membawa alat kasidah, marawis beduk dan dimeriahkan oleh salawat Nabi Muhammad SAW. Pawai terlihat meriah.

"Peserta pawai membawa alat-alat musik dan memeriahkan suasana. Shalawat Nabi dikumandangkan selama pawai tersebut oleh seluruh peserta saat menyusuri jalanan kawasan," kata Hendra.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau