Advertorial

Skema Ponzi, Modus Investasi Palsu Legendaris yang Banyak Memakan Korban

Kompas.com - 07/06/2017, 13:51 WIB

Sebagian besar orang memang belum begitu familier dengan skema Ponzi. Padahal, mungkin saja, pernah ditawari untuk terlibat, atau bahkan sudah menjadi korban dalam skema investasi palsu yang diciptakan oleh Charles Ponzi ini.

Skema investasi palsu ini adalah modus penipuan yang usianya sudah ratusan tahun. Namun, hingga kini masih banyak orang terjebak oleh skema tipu-tipu investasi ini. Bahkan, skema Ponzi mendominasi jenis-jenis produk investasi bodong yang ada di Indonesia. Korbannya pun tidak sedikit.

Anda tentu pernah mendengar Manusia Menolong Manusia (MMM) dan Koperasi Pandawa yang saat ini sudah mendapat perhatian dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jenis-jenis investasi tersebut menggunakan skema Ponzi.

Ciri khas dari investasi dengan skema Ponzi adalah tawaran imbal hasil tinggi dibanding investasi lain dalam waktu singkat. Keuntungan investor tersebut bukan dari hasil investasi di mana-mana oleh organisasi yang menjalankan bisnis investasi, melainkan dari uang investor sendiri atau uang yang dibayarkan investor berikutnya.

Imbal hasil investor senior dibayarkan oleh investor junior. Namun ketika tidak ada lagi investor baru, skema tersebut tidak berjalan, dan keuntungan tidak dapat dibayarkan kepada investor. Bisa dipastikan kerugian yang akan diperoleh investor.

Edukasi agar terhindar dari skema investasi palsu ini terus dilakukan oleh OJK. Namun, ada baiknya jika Anda juga waspada agar terhindar dari skema Ponzi. Mengutip dari Investopedia, sebaiknya Anda selalu skeptis saat ditawari jenis investasi baru.

Ingat saja prinsip investasi yang mengatakan bahwa risiko tinggi akan menawarkan imbal hasil tinggi.  Cari tahu di mana uang Anda akan diinvestasikan. Selain itu ketahui, bila BI-7 Days Repo saat ini 4,75 persen dan inflasi tahunan tidak lebih dari 7 persen, jika ada yang menawarkan imbal hasil di atas 10 persen, Anda harus waspada.

Anda juga wajib mencari tahu dari mana orang yang menawari investasi baru tersebut mengetahui nama dan nomor kontak Anda. Jika mereka mengetahui nama dan nomor Anda dari database pengunjung seminar-seminar keuangan, Anda harus curiga.

Cek legitimasi broker, izin perusahaan investasi, perencana keuangan, hingga manajer investasi di situs resmi OJK. Lakukan verifikasi silang dan cermati bila ada isu negatif mengenai mereka. Jangan hanya percaya pada profil perusahaan karena itu bisa saja menipu.

Seperti kata investor sukses Warren Buffet, jangan pernah berinvestasi pada hal yang tidak Anda ketahui. Ketika ditawari investasi dan sebelum memutuskan untuk berinvestasi pastikan Anda benar-benar paham skema investasinya. Dengan demikian Anda akan paham peluang, risiko, dan imbal hasilnya.

Satu hal lagi yang Anda harus waspada, investasi palsu dengan skema Ponzi biasanya menyasar mereka yang berusia matang atau mendekati pensiun. Nah, bila Anda merasa bahwa investasi yang ditawarkan terindikasi menggunakan skema Ponzi, jangan diam saja. Segera laporkan lewat layanan pengaduan OJK melalui telepon . Bila cepat melaporkannya, Anda akan mencegah semakin banyak orang terjebak investasi ini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau