BANYUWANGI, KOMPAS.com - Jelang Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018, sejumlah tokoh masih malu-malu mendeklarasikan diri bertarung dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kemarin bertemu dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Keduanya sepakat pertemuan itu sebatas melaksanakan program kerja pemerintah.
Dalam survei Poltracking Indonesia, Khofifah Indar Parawansa dan Abdullah Azwar Anas masuk dalam empat besar tokoh dengan elektabilitas tinggi.
Pada hari Minggu (11/6), keduanya bertemu di Banyuwangi dalam acara penyerahan bantuan sosial nontunai Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 350 keluarga.
Baik Khofifah maupun Anas membantah kegiatan itu merupakan upaya untuk maju berpasangan dalam pemilihan gubernur tahun depan. Meski demikian, Khofifah dan Anas tampak akrab saat berada dalam satu mobil dari Bandara Blimbingsari menuju Kantor Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.
Sebelumnya, Poltracking Indonesia mengeluarkan hasil survei terbaru Pemilihan Gubernur Jawa Timur yang akan digelar 2018 mendatang. Survei dilakukan pada 19-25 Mei lalu dengan melibatkan 800 responden.
Hasilnya, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul memiliki elektabilitas tertinggi yakni 32,29 persen.
Berikutnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (27,08 persen), Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (19,11 persen), dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (8,47 persen).
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan jika Pilkada Jawa Timur dilaksanakan sekarang, maka Saifullah Yusuf berpotensi unggul menjadi gubernur.
Khofifah menegaskan dirinya hadir dan bertemu Anas dalam kapasitas sebagai Menteri Sosial. "Kedatangan Saya ke Banyuwangi ini dalam rangka Program Keluarga Harapan," katanya.
Namun, Ketua Muslimat NU itu tidak menampik bahwa kunjungannya itu untuk menjajaki dukungan suara di kabupaten yang dipimpin Anas. Kunjungan kerja ke Banyuwangi, kata dia, juga dapat dimaknai sebagai bentuk komunikasi politik Khofifah dengan segenap elemen di Jawa Timur.
"Saya masih dalam posisi check sound. Jawa Timur itu luas, sementara Saya tidak punya banyak waktu mengkomunikasikan," ungkapnya.
Tanggapan dan aspirasi warga Banyuwangi, dia melanjutkan, penting untuk menentukan langkah dan rencana terkait Pilgub Jawa Timur. "Ini baru check sound di Banyuwangi. Kita lihat nanti frekuensinya bagaimana. Kalau sama, ya kita siap," papar Khofiah.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang namanya juga masuk dalam survei Poltracking masih malu-malu menyatakan maju dalam perebutan kursi Jawa Timur 1.
Dia memilih untuk berpikir cermat untuk bertarung dalam Pilgub Jawa Timur. Kendati Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Banyuwangi memintanya untuk mendaftarkan diri sebagai bakal calon gubernur, Anas belum tegas menanggapi.
"Kami akan pertimbangkan dengan matang. Saat ini, kami sedang banyak mendengar. Kami berterima kasih kepada PDIP Banyuwangi yang mendukung kami maju pilgub, meski rekomendasi turunnya dari DPP," ujarnya.
Anas mengatakan bahwa masa kepemimpinannya di Banyuwangi masih panjang. Oleh karena itu, dirinya masih fokus merampungkan berbagai program kerja pemerintah yang masih berjalan. (KONTRIBUTOR BANYUWANGI/ FIRMAN ARIF)