Sorot

Bermain di Ruang Terbuka Meikarta Optimalkan Tumbuh Kembang Anak

Kompas.com - 10/11/2017, 17:02 WIB

 
KompasProperti - Memilih tempat tinggal tak melulu mesti mengikuti tren. Bagi Anda yang telah berkeluarga dan memiliki anak, ada faktor lain yang mesti dipertimbangkan.
 
Selain tersedianya sarana pendidikan, kawasan hunian yang ideal mesti memiliki taman yang bisa dinikmati anak-anak untuk bermain dan bereksplorasi. Sebab, dunia anak merupakan dunia bermain.
 
Sebuah riset pada 2009 yang dipublikasikan dalam Journal of School Health menemukan makin baik hasil tes aktivitas fisik anak, makin bagus pula kemampuan tes akademik mereka.
 
Meski terkesan hanya main-main, tetapi sebenarnya anak bisa belajar banyak hal, dari berbagai permainan yang dilakukannya.

Baca: Cetak Generasi Emas, Meikarta Punya Sekolah Nasional dan Internasional
 
Pelajaran apa yang bisa dipelajari di ruang terbuka? Matematika, biologi, melukis, kemampuan berbahasa, hingga bersosialisasi bisa dipelajari dengan beraktivitas di ruang terbuka.
 
Selain itu, anak-anak merasa lebih aman dan merdeka setelah bermain. Anak pun memiliki kebutuhan yang sama seperti manusia dewasa yang membutuhkan waktu khusus untuk melepaskan tekanan.
 
President of Sales Meikarta Ferry Thahir mengatakan, Meikarta merupakan kota hunian kelas dunia. Apa pun yang ada di luar negeri akan dihadirkan di kota mandiri yang berada dekat kawasan industri Cikarang.

“Jadi tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, nanti apa yang ada di luar negeri ada di Meikarta. Kami hadir benar-benar untuk warga," ujarnya.

Baca: Cuma di Meikarta, Waktu Bersama Keluarga Tak Akan Hilang
 
Menurut dia, keluarga muda yang tak ingin berlibur hanya ke pusat perbelanjaan dapat mengajak anak-anaknya ke Central Park Meikarta. "Anak-anak dapat bermain bebas di taman ini yang total keseluruhan mencapai 100 hektar," katanya.
 
Apalagi, sejak Minggu (5/11/2017) lalu, satu bebek kuning raksasa (Giant Yellow Duck) resmi menjadi ikon baru di apartemen Meikarta yang dibangun Lippo Group.

Peluncuran bebek kuning raksasa setinggi 15 meter ini ditandai dengan lomba menggambar anak-anak.
 
Bebek raksasa itu ditempatkan di danau Central Park yang mampu menampung 300.000 meter kubik air. Masyarakat umum dapat berswafoto dengan latar belakang bebek kuning raksasa itu.

Bebek kuning raksasa menjadi ikon baru di kota mandiri Meikarta, Cikarang yang diresmikan Minggu (5/11/2017) Bebek kuning raksasa menjadi ikon baru di kota mandiri Meikarta, Cikarang yang diresmikan Minggu (5/11/2017)

 
Central Park yang merupakan ruang terbuka hijau di kawasan Meikarta tidak pernah sepi pengunjung. Masyarakat sekitar Meikarta tiap petang berjalan-jalan di sekitar danau.
 
Sementara, calon konsumen kota mandiri umumnya datang langsung melihat-lihat kawasan yang sedang dibangun pada akhir pekan.
 
Di lokasi danau yang luasnya mencapai 20 hektare ini terdapat seekor bebek raksasa di tengah danau. ‎Selain itu, masyarakat juga dapat berkumpul ke lokasi ini tanpa dikenakan biaya masuk ke taman. Dengan parkir kendaraan yang luas, warga dengan nyaman berkunjung ke taman ini.

Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Foto udara kawasan Central Park di kawasan Kota Baru Meikarta, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (4/9/2017). Meikarta telah membangun central park, yakni sebuah taman terbuka hijau seluas 100 hektar. Taman ini memiliki berbagai tanaman, lengkap dengan kebun binatang mini hingga jogging track.

 
Giant Yellow Duck saat ini sedang populer di beberapa kota di dunia, seperti Los Angeles, Sydney, Osaka, Taiwan. Seekor bebek kuning raksasa ini menjadi perhatian masyarakat.
 
Kehadiran bebek raksasa di Meikarta merupakan yang pertama kali di Indonesia, sejak awal tur dunia ‎Giant Yellow Duck yang dilakukan pada 2007 lalu. Tunggu apalagi? Segera nikmati waktu berkualitas bersama keluarga di Central Park Meikarta.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau