Kilas

"Car Free Night" di Trenggalek Dongkrak Perekonomian Rakyat

Kompas.com - 10/04/2018, 18:52 WIB


TRENGGALEK, KOMPAS.com - Ada yang unik setiap Sabtu malam di Trenggalek Jawa Timur. Tidak hanya steril dari kendaraan bermotor, area alun-alun di daerah ini disulap menjadi pusat hiburan sekaligus perekonomian masyarakat.

Jika biasanya lokasi ini ramai oleh muda-mudi yang hanya sekedar menghabiskan malam Minggu, kini masyarakat bisa menikmati hiburan gratis yang sengaja diciptakan pemerintah daerah setempat.

Ada beberapa hiburan yang sengaja dihadirkan, seperti seni musik, gelar seni tari, mobil pintar, dan perpustakaan keliling dengan tema berbeda setiap pekannya. Salah satunya, pasar pertanian yang digagas menjadi wadah para petani untuk memasarkan hasil pertanian mau pun diversifikasi produk-produk pertanian lainnya.

Sistem zonasi diberlakukan untuk memudahkan masyarakat sekaligus para pelaku usaha yang menjajakan dagangannya. Sisi sebelah utara alun-alun dikhususkan bagi kuliner siap saji dan hiburan. Sisi timur untuk kawasan farmer market dan sisi selatan untuk makanan-makanan ringan. Sedangkan, sisi barat untuk promosi kegiatan kegiatan pemerintah daerah. Sementara, pemutara film di bagian tengah.

(Baca: Perekonomian Meningkat, Trenggalek Genjot Investasi)

Nur Diana, seorang remaja mengaku cukup tertarik dengan ide Pemerintah Kabupaten Trenggalek itu. Selain bisa menikmati hiburan murah, masyarakat memiliki banyak pilihan yang cukup memanjakan rakyat. “Kalau biasanya paling cuma nongkrong saja, kini ada banyak hiburannya,” ujarnya, Sabtu (7/4/2018).

Plt. Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengatakan, kegiatan ini semua bukan cuma untuk memberikan hiburan. Pemerintah Trenggalek berharap kegiatan yang rutin dilaksanakan tiap Sabtu malam itu juga sebagai wadah bagi para pelaku usaha yang ada di Trenggalek.

Untuk itu, pihaknya berharap agar peluang ekonomi ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. “Ini juga salah satu sarana untuk menggerakkan perekonomian masyarakat,” katanya.

Meski begitu pihaknya juga mewanti-wanti agar semua pelaku usaha dan masyarakat mampu membawa diri. Artinya, jangan menciptakan kesan kumuh pasca-kegiatan yang digelar seminggu sekali ini. “Kita juga harus bisa menjaga predikat sebagai kabupaten peraih adipura,” ujarnya. (KONTRIBUTOR TRENGGALEK/ SLAMET WIDODO)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com