Kilas

Hendrar Ajak Warga Semarang Tertib Berlalu Lintas

Kompas.com - 30/04/2018, 17:15 WIB

KOMPAS.com - Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatat Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, sebagai pemrakarsa menghias tempat penyeberangan di lokasi terbanyak.

Setidaknya, ada 30 tempat penyeberangan atau zebra cross yang dihias secara serentak di sejumlah ruas jalan Kota Semarang.

Salah satu tempat penyeberangan yang terletak di Jalan Pemuda, Kota Semarang bahkan dicat langsung oleh Hendrar bersama warga Semarang, Minggu (29/4/2018).

Perwakilan MURI, Sri Widayati, mengatakan rekor menghias tempat penyeberangan sebanyak 30 titik di Kota Semarang tersebut menjadi rekor ke-8.436 yang dicatat MURI.

(Baca: MURI Catat Rekor untuk Pengecetan Gapura Merah Putih Terbanyak)

"Untuk Kota Semarang sudah banyak sekali rekor yang telah kami catat, terutama selama di bawah kepemimpinan Pak Hendi," katanya.

Rekor-rekor tersebut antara lain seperti penyuluhan kesehatan ibu dan anak serentak di tempat terbanyak pada  November 2014.

Ada juga rekor makan lumpia dengan peserta terbanyak pada April 2015. Selain itu, rekor sajian Lontong Cap Go Meh terbanyak pada Februari 2017.

(Baca: Lontong Cap Go Meh di Semarang Raih Rekor MURI)

Sri berharap, aksi menghias tempat penyeberangan membuat masyarakat lebih tertib berlalu lintas.

"Ketika zebra cross sudah dipercantik, maka masyarakat semakin memiliki kesadaran untuk menggunakan zebra cross saat menyeberang jalan," katanya.

Hendrar Prihadi menegaskan, aksi itu memang mendorong masyarakat untuk tertib berlalu lintas.

"Saya rasa dengan zebra cross yang lebih cantik, masyarakat tidak akan lagi mengabaikannya dalam aktivitas berlalu lintas," ujarnya.

Ia pun mengajak perwakilan komunitas pengguna jalan untuk menjadikan tertib berlalu lintas sebagai gerakan bersama.

(Baca: Perbaikan Jalan Pawiyatan Luhur Dikebut)

Salah satu pendukung kegiatan tersebut adalah Grab Indonesia, penyedia jasa transportasi daring yang menaungi ribuan pengendara ojek dan taksi di Kota Semarang.

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, mengatakan aksi yang dilakukan pemerintah Kota Semarang sangat kreatif.

"Kebanyakan orang melihat zebra cross sekarang markanya makin hilang, lalu tidak diperhatikan. Dengan begini bisa mendorong masyarakat Semarang taat lalu lintas," ujarnya.

Kelompok masyarakat yang juga terlibat dalam aksi itu yakni komunitas difabel sebagai pewakilan masyarakat pejalan kaki serta sejumlah komunitas sepeda motor di Kota Semarang.


Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com