Advertorial

Optimalkan Lahan BTKD, Kota Surabaya Sabet Penghargaan Peduli Ketahanan Pangan 2022

Kompas.com - 21/10/2022, 20:22 WIB

KOMPAS.com - Kota Surabaya berhasil menyabet penghargaan Peduli Ketahanan Pangan dalam kategori Bidang Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Penghargaan itu diberikan lantaran Surabaya dinilai memiliki program yang mendukung terwujudnya ketahanan dan kedaulatan pangan.

Penghargaan itu diterima Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dalam acara peringatan Hari Pangan Sedunia ke-42 yang digelar di Jatim Expo International Convention Exhibition, Surabaya, Rabu (19/10/2022).

“Alhamdulilah, meskipun Surabaya merupakan kota besar, tapi kami bisa membuktikan dengan mendapatkan penghargaan Peduli Ketahanan Pangan dari Provinsi Jatim," kata Eri usai menerima penghargaan seperti dikutip dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

Ia memaparkan bahwa selama ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengoptimalkan keberadaan aset, seperti Bekas Tanah Kas Desa (BTKD), untuk pemberdayaan masyarakat, baik di bidang usaha pertanian, peternakan, maupun perikanan.

Pemberdayaan juga termasuk dalam pemanfaatan lahan milik swasta dan instansi lain untuk dikelola oleh kelompok tani di Kota Surabaya.

"Semua aset Pemkot kami gunakan untuk ketahanan pangan. Kemudian, ada beberapa yang kami koneksikan dengan sistem padat karya untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran,” terangnya.

Tujuan utama program ketahanan pangan di Surabaya tak hanya untuk mendapatkan penghargaan, tetapi juga mengurangi kemiskinan sekaligus mencegah kerentanan pangan di Kota Pahlawan.Dok Humas Pemkot Surabaya Tujuan utama program ketahanan pangan di Surabaya tak hanya untuk mendapatkan penghargaan, tetapi juga mengurangi kemiskinan sekaligus mencegah kerentanan pangan di Kota Pahlawan.

Oleh sebabnya, Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan bahwa tujuan utama program ketahanan pangan di Surabaya tak hanya untuk mendapatkan penghargaan. Lebih dari itu, ia ingin program dapat mengurangi kemiskinan sekaligus mencegah kerentanan pangan di Kota Pahlawan.

"Karena itu, kami tidak menyangka (akan) dapat penghargaan. Awalnya, kami hanya ingin lahan yang dimiliki dapat digerakkan secara maksimal. Syukur kalau bisa digunakan (sebagai pemanfaatan) pangan dan juga bisa (menambah) pendapatan warga," jelas dia.

Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya mencatat, pemanfaatan lahan tidur di Kota Pahlawan telah mencapai total 1.071,4 hektare. Lahan yang dimanfaatkan itu terdiri dari aset yang dimiliki Pemkot, pengembang, dan instansi lainnya.

Saat ini, seluruh lahan tersebut telah dioptimalkan untuk pemberdayaan masyarakat pada sejumlah bidang usaha. Bahkan, dari hasil pemanfaatan lahan pada 2021, produksi padi di Surabaya mencapai 8.082,9 ton. Sementara itu, pada 2022, produksi padi ditargetkan mencapai 8.567,44 ton atau naik 6 persen.

Manfaatkan lahan BTKD secara optimal

Eri yang juga mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu memastikan bahwa pihaknya akan terus menggerakkan pemanfaatan lahan BTKD secara maksimal.

Selain bertujuan untuk mendukung program ketahanan pangan, hal itu dapat menambah pendapatan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengoptimalkan keberadaan aset, seperti Bekas Tanah Kas Desa (BTKD), untuk pemberdayaan masyarakat, baik di bidang usaha pertanian, peternakan, maupun perikanan.Dok Humas Pemkot Surabaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengoptimalkan keberadaan aset, seperti Bekas Tanah Kas Desa (BTKD), untuk pemberdayaan masyarakat, baik di bidang usaha pertanian, peternakan, maupun perikanan.

“Jadi, (di lahan itu sekarang) ada cabe, buah-buahan, (tanaman) hidroponik, dan banyak lagi. Insya Allah, kami koneksikan (pemanfaatan tersebut) dengan hotel-hotel, tapi kami belum bisa memenuhi (permintaan dari) semuanya karena terbatasnya lahan. Maka, kami berkoordinasi dengan daerah lain untuk menunjang (hasil sayur dan buah) dari tempat kami," ujarnya.

Ia juga mengaku, pihaknya tak hanya memaksimalkan keberadaan lahan BTKD . Pasalnya, Pemkot turut mengoptimalkan lahan pekarangan yang ada di Surabaya, seperti untuk Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) atau Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang tersebar di 12 lokasi.

Dari hasil pemanfaatan KRPL dan P2L tersebut, Pemkot kemudian mendistribusikan hasilnya untuk menambah pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga stunting di Surabaya.

DKPP Surabaya mencatat, ada 2.741 anak penerima bantuan sayur dari hasil pemanfaatan KRPL. Sedangkan, penerima daging ayam dan telur sebanyak 1.374 anak.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, menjelaskan bahwa penghargaan yang diberikan Pemprov Jatim pada Pemkot Surabaya karena Wali Kota Eri Cahyadi dinilai memiliki kepedulian di bidang ketahanan pangan dalam kategori pemanfaatan RTH.

"Program yang kami angkat adalah Ladang Pangan. Dengan program ini, kami buktikan bagaimana kota besar yang masih memiliki lahan seperti Surabaya bisa memanfaatkannya untuk mendukung ketahanan pangan di kota ini," kata Antiek.

Implementasi program Ladang Pangan tersebut, kata Antiek, di antaranya dalam bentuk pendirian Kampung Sayur, Kampung Herbal, dan Kampung Semanggi.

"Kami juga memanfaatkan aset-aset Pemkot Surabaya untuk kegiatan urban farming untuk program pemberdayaan MBR. Program urban farming ini tak hanya terbatas pada aktivitas pertanian, tapi juga perikanan, peternakan, dan pangan," jelasnya.

Tak hanya itu, Antiek menyebutkan, bahwa kolaborasi yang dilakukan Pemkot dengan daerah lain dalam mendukung ketahanan pangan juga menjadi salah satu indikator Surabaya meraih penghargaan, termasuk pula dalam inovasi mendukung program pengentasan kemiskinan dan gizi buruk di Kota Surabaya.

"Kami juga memanfaatkan neraca bahan pangan dan hasil pengawasan untuk menentukan pola tanam. Selain itu, kami, menerapkan pola-pola diversifikasi pangan sehingga tidak tergantung pada satu jenis komoditas pangan (saja)," lanjutnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com