Advertorial

Balai RW Bakal Jadi Sentra Layanan, Laila Mufidah: Efektif Atasi Stunting hingga ke Akar-Akarnya

Kompas.com - 12/12/2023, 21:33 WIB

KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya Laila Mufidah mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meningkatkan efektivitas layanan kepada masyarakat. Selain cepat, efektif, dan efisien, Pemkot Surabaya diimbau mewujudkan layanan yang lebih dekat dengan masyarakat.

Salah satu impian warga Surabaya yang sudah terwujud adalah layanan paling mendekatkan kepada masyarakat hingga kampung-kampung.

Saat ini, hampir seluruh Balai Rukun Warga (RW) di Kota Surabaya bisa digunakan untuk melayani berbagai kebutuhan warga.

Tidak hanya layanan administrasi kependudukan (adminduk), Balai RW juga mengakomodasi urus akta kelahiran, pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), akta kematian, dan seluruh layanan adminduk.

Tidak hanya itu, Balai RW juga dapat mengurus izin mendirikan bangunan (IMB).

"Kami mengapresiasi percepatan layanan yang mendekatkan ke masyarakat. Kami juga terus mendorong agar semua Balai RW di Surabaya bisa menjadi kantor kedua Balai Kota (Balkot) untuk warga. Mengurus apa pun cukup di balai RW," ujar Laila dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (12/12/2023).

Untuk diketahui, dari total 1.360 Balai RW di seluruh Kota Pahlawan, sebanyak 1.182 tengah direnovasi atau revitalisasi.

Namun, politisi perempuan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu meminta agar revitalisasi gedung balai pertemuan dibarengi dengan semangat peningkatan kinerja aparatur Pemkot di seluruh tingkatan untuk melayani warga secara ekstra.

"Hal utama sebenarnya bukan revitalisasi gedungnya yang menjadi lebih representatif dan nyaman. Lebih dari itu, semangat aparaturnya melayani warga. Surabaya tidak boleh ada istilah klasik kalau mudah harus dipersulit. Tidak boleh ada mindset seperti ini," ujarnya.

Laila mengisahkan saat dirinya ikut meresmikan Balai RW III Kendangsari, Kecamatan Tenggilis, Surabaya.

Balai pertemuan tersebut tidak hanya mirip perkantoran, tapi juga bikin betah. Sampai-sampai, Laila dibuat kaget kala menemukan Lurah Kendangsari betah berlama-lama di Balai RW tersebut.

"Lurah Pak Whisnu emoh muleh karena Balai RW-nya nyaman. Dia juga pengin persoalan warganya tuntas di balai-balai RW. Semua staf kelurahan harus menyebar memberi layanan terbaik dan tercepat untuk warga," kenang Laila.

Berdayakan tenaga outsourcing

Pimpinan DPRD Surabaya itu juga sepakat dengan semangat lurah tersebut. Apalagi, Laila juga tinggal di kelurahan yang sama dan kerap kali mendapat aspirasi dan curhatan warga terkait masalah-masalah sosial. Termasuk masalah layanan yang mendekatkan kepada masyarakat.

Ia mengakui, ada banyak aplikasi di Pemkot Surabaya, termasuk aplikasi Sayang Warga. Seluruh aplikasi itu mengandung semangat untuk memudahkan layanan kepada masyarakat.

Meski begitu, ia yakin bahwa belum semua warga aware pada penggunaan aplikasi. Warga di kampung masih senang jika mendapatkan layanan langung bertemu dengan petugas.

Bagi Laila, keberadaan Balai RW dapat menjadi kantor Pemkot kedua bagi warga untuk menyelesaikan semua persoalan warga.

Bahkan, di kampung inilah persoalan yang sebenarnya warga bisa dilihat. Masalah otentik warga ada di setiap kampung.

“Dengan Balai RW plus staf dan petugas layanan yang standby, semua persoalan kampung bisa diselesaikan. Selama ini Balai RW hanya untuk balai pertemuan,” tambahnya.

Ke depan, lanjut Laila, Balai RW harus menyelesaikan persoalan kota. Ini namanya membangun kota dari kampung.

Ia pun mendukung semangat Wali Kota (Walkot) Surabaya Eri Cahyadi menuntaskan stunting dan kurang gizi balita Surabaya.

Salah satunya, melalui keberadaan Balai RW yang dapat dioptimalkan untuk melacak dan menuntaskan persoalan bayi stunting hingga ke akar permasalahan.

Tidak hanya staf kelurahan, komponen kampung ada RT, RW, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), hingga Kader Surabaya Hebat (KSH). Pemkot Surabaya juga mempunyai ribuan tenaga outsourcing.

"Para pekerja outsourcing harus diberdayakan untuk makin mempercepat melacak persoalan warga. Termasuk mempercepat penuntasan stunting," kata Laila.

Seluruh elemen kampung itu harus bergerak serentak melacak setiap persoalan warga.

“Jangan sampai warga kampung miskin, sakit, rumah nyaris ambruk, kurang gizi, luput dari pantauan kelurahan. Balai RW harus bergerak, termasuk outsourcing, guna memperkuat penyelesaian persoalan sosial dengan program intervensi Pemkot Surabaya,” jelasnya.

ASN Surabaya ngantor di Balai RW

Laila juga mengungkapkan bahwa pihaknya menunggu komitmen Pemkot Surabaya untuk makin mendekatkan layanan kepada masyarakat.

Bahkan, Walkot Eri juga membuat gebrakan dengan tidak mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) bekerja di kantor.

Hal itu diwujudkan dengan mendorong para ASN berkantor di Balai RW. Semangat Walkot Eri sendiri adalah makin mendekatkan para ASN-nya untuk memberi layanan dan mendekatkan diri pada layanan publik.

"Sebagaimana hasil reses, warga senang jika semua layanan tuntas di Balai RW. Selain warga memang minta balai RW direnovasi karena banyak yang tidak layak," kata Laila.

Pimpinan DPRD itu menunggu komitmen Pemkot Surabaya untuk mendekatkan ASN pada layanan publik.

Laila pun mendukung penuh agar layanan publik dapat makin cepat tanpa budaya birokratif. Layanan Adminduk bisa dituntaskan di Balai RW sudah ditunjukkan Pemkot Surabaya.

Saat ini, ribuan Balai RW di Surabaya sudah tuntas direnovasi. Wali Kota Eri Cahyadi secara resmi mencanangkan bahwa balai tersebut akan menjadi pusat layanan publik.

Adapun revitalisasi Balai RW memiliki semangat untuk pergerakan masyarakat. Balai RW harus menjadi Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).

Saat ini, Balai RW di Surabaya tidak hanya sebagai balai pertemuan. Kegiatan ngaji bareng pun kerap digelar di tempat ini.

Bahkan, fasilitas tersebut dioptimalkan pula menjadi pusat kegiatan belajar warga. Tidak hanya itu, Balai RW juga sudah difungsikan untuk kegiatan bimbingan belajar (bimbel) anak-anak usia sekolah. Tutor dari guru Dinas Pendidikan serta mahasiswa pun dihadirkan.

Untuk diketahui, Balai RW juga membuka layanan Sayang Warga. Operasional layanan ini mulai pukul 18.00-20.00 WIB. Semua layanan dibuka di sini, tidak hanya layanan Adminduk, tetapi juga layanan konseling.

Wali Kota Eri Cahyadi meminta seluruh lurah dan camat untuk lebih aktif menyelesaikan persoalan warga.

Bahkan, ia juga telah meminta sejumlah Perangkat Daerah turun ke setiap Balai RW untuk mendekatkan pelayanan langsung kepada warga.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com