Obama Didukung Serikat Pegawai Negeri

Kompas.com - 03/04/2008, 08:03 WIB

PHILADELPHIA, KAMIS  - Sebuah serikat buruh terkemuka di AS yang sebelumnya mendukung Hillary Clinton akhirnya mengalihkan dukungannya kepada Barack Obama. Senator Illinois itu juga mendapat tambahan dukungan dari dua delegasi super.

Obama mendapatkan dukungan dari American Federation of State, County and Municipal Employees (AFSCME), serikat pegawai negeri di Philadelphia yang sebelumnya condong ke Hillary. Anak cabang dari National Union of Hospital and Health Care Employees ini punya anggota 16.000 pegawai.

Presiden AFSCME, Henry Nicolas, mengumumkan dukungan itu ketika Obama datang dalam pertemuan AFL-CIO di Pennsylvania yang punya anggota 150.000 orang. "Saya ambil langkah ini karena keadilan mengatakan kepada saya bahwa ini keputusan yang tepat," kata Nicolas, Rabu (2/4) atau Kamis (3/4) waktu Indonesia.

Sementara itu, dua delegasi super yang memberikan dukungannya kepada Obama adalah Gubernur Wyoming Dave Freudenthal dan mantan senator Montana John Melcher. Mereka termasuk di antara pemimpin Demokrat yang akan memutuskan nominasi. Obama sudah menang di Wyoming 8 Maret, sedangkan Montana akan menggelar pemilihan 3 Juni.

Obama dan Hillary sama-sama mencoba merebut hati buruh. Senjata mereka adalah klaim penentangan terhadap pakta kerja sama ekonomi Amerika Utara, NAFTA. Pakta yang ditandatangani era Presiden Bill Clinton ini dituding sebagai biang keladi hilangnya pekerjaan jutaan buruh Amerika, sebagian besar pendukung Demokrat.

Di Pennsylvania sedikitnya 830.000 anggota serikat buruh terdaftar sebagai pemilih. Pilihan buruh akan menjadi penentu bagi suara Demokrat di Pennsylvania yang menyediakan 158 delegasi. Suatu angka yang menggiurkan bagi Obama maupun Hillary.

Dalam pertemuan Rabu malam itu, Obama berjanji akan menentang setiap pakta yang mengancam lapangan kerja di AS. "Yang saya tolak adalah perjanjian seperti Kesepakatan Korea Utara yang buruk bagi buruh Amerika," katanya.

Sehari sebelumnya, dalam pertemuan dengan serikat buruh yang sama, Hillary menegaskan kembali pendiriannya menentang NAFTA yang pernah diperjuangkan mati-matian oleh suaminya. "Saya telah bicara keras dan menentang NAFTA. Saya kibarkan bendera kuning besar dan berkata, 'Menurut saya ini tidak akan berhasil'," kata Clinton.

Presiden serikat buruh transportasi, James P Hoffa yang mendukung Obama, menentang klaim Hillary itu. "Tak seorang pun waktu NAFTA disahkan ingat dia melakukan itu. Sudah lah, dia terikat dengan NAFTA, apa pun yang dia katakan," kata Hoffa.(AP)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau