"Naga" Ternyata Nenek Moyang T-rex

Kompas.com - 04/08/2008, 11:15 WIB

JAKARTA, SENIN - Siapa menyangka kalau naga ternyata nenek moyang dinosaurus yang ganas, Tyrannosaurus rex alias T-rex. Tapi, jangan keburu berpikir naga yang dimaksud adalah hewan khas dalam dongeng China.

Naga di sini adalah nama fosil dinosaurus yang digali di Lisowice, 200 kilometer arah selatan Warsawa, ibu kota Polandia. Fosil tersebut ditemukan tim paleontolog yang dipimpin Dr Tomasz Sulej dari Akademi Sains Polandia. Mereka memberi nama fosil tersebut Naga (the Dragon) karena memiliki gigi taring yang panjangnya 7 centimeter. Hewan yang panjang tubuhnya sekitar 5 meter itu berjalan dengan dua kaki.

"Ini sungguh dinosaurus jenis baru yang belum pernah diketahui sebelumnya," ujar Sulej. Posturnya mirip T-rex, tapi hidup lebih dulu sekitar 200 juta tahun lalu.

Para paleontolog bekerja keras untuk mengumpulkan dokumentasi selengkap-lengkapnya sebelum menentukan nama spesies untuknya. Sulej mengatakan timnya akan memamerkan fosil dinosaurus tersebut pada 7 Agustus.

"Kami hampir dapat memastikan bahwa naga berburu hewan seperti pemakan tumbuh-tumbuhan dicynodon, yang mirip kuda nil namun lebih besar," ujar Sulej. Sebab, fosil dicynodon, seekor reptil yang diperkirakan sebagai kerabat dekat mamalia, tersebut ditemukan di lokasi penggalian yang sama.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau