Ketenagakerjaan

Gubernur Jatim Malu Hanya Kirim Babu

Kompas.com - 10/05/2010, 17:34 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku malu jika daerahnya hanya bisa mengirimkan pembantu rumah tangga atau babu ke luar negeri.

"Harus ada perubahan paradigma dalam mengirimkan TKI ke luar negeri. Itu sedang kami lakukan dengan mengurangi jumlah pengiriman PRT ke luar negeri," katanya saat ditemui di gedung DPRD Jatim, Jalan Indrapura, Surabaya, Senin (20/5/2010).

Ia menjelaskan, pihaknya sudah memerintahkan seluruh Balai Latihan Kerja (BLK) di Jawa Timur untuk meningkatkan pelatihan-pelatihan tenaga terdidik bagi calon TKI. Peran sekolah menengah kejuruan (SMK) juga akan ditingkatkan.

"Beberapa negara minta ribuan tenaga terdidik, tetapi kami belum mampu memenuhinya," katanya usai mengikuti sidang paripurna DPRD Jatim itu. Gubernur menyebutkan beberapa negara yang meminta tenaga terdidik itu, di antaranya Tunisia, Yordania, Maroko, Amerika Serikat, dan Australia.

"Kami sudah menargetkan mulai 2013 pengiriman TKI difokuskan pada tenaga terdidik. Kami tidak akan menggantungkan perolehan devisa pada PRT lagi," katanya.

Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Jatim Gentur Sanjoyo Prihantono mengaku telah mengkaji ulang aturan pengiriman TKI, di samping meningkatkan kualitas SDM TKI.

Lembaganya juga telah merekomendasi kepada Kemenakertrans mengenai kejelasan regulasi sistem pelayanan keberangkatan dan kedatangan TKI, jaminan gaji, dan asuransi perlindungan.

"Usulan itu telah kami sampaikan ke Menakertrans dan sekarang masih dipelajari," kata Gentur yang beberapa waktu lalu ikut rombongan Menakertrnas ke Timur Tengah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau