VGT Mencegah Turbo Lemot!

Kompas.com - 26/04/2011, 17:53 WIB

KOMPAS.com – Variable Geometry Turbocharger, merupakan trend teknologi pada mesin diesel masa kini. Teknologi ini bukan baru, tetapi sudah digunakan pada mesin diesel, terutama yang menggunakan teknologi common rail atau yang menuntut emisi yang rendah pada akhir 1980-an.

Sebutan lain dari VGT adalah VTG (variable turbo geometry), VVT (variable vanes turbocharger) dan VNT (variable nozzle turbocharger). Ya, tergantung pada produsen turbo dan pembuat mesin.

Turbo Lag
Keistimewaan teknologi ini, sudu-sudu atau baling-baling turbin (bagian yang didorong oleh gas buang), sudut atau posisinya bisa berubah sesuai dengan putaran mesin. Dengan sudut baling-baling bisa berubah, maka putaran turbin – selanjutnya kompresor  yang menyedot udara dari luar dan memaksanya masuk ke mesin - bisa disesuaikan dengan putaran atau beban kerja mesin.

Tak kalah penting, gejala  turbo “lag” atau turbo lemot - terjadi pada non-VGT atau baling-baling  “mati” - bisa dicegah.  Pada non-VGT, turbo lemot terjadi pada putaran rendah. Pasalnya, pada kondisi tersebut tekanan gas buang tidak cukup kuat untuk mendorong atau memutar baling-baling turbin.

Pada putaran mesin tinggi, tekanan makin gas buang makin tinggi. Ini bisa menyebabkan putaran turbin sangat tinggi (bisa mencapai 100.000 rpm). Tekanan yang dihasilkan kompresor juga tinggi. Untuk mengatasinya kondisi yang disebutkan terkahir digunakan “wastegate” pada saluran buang (sebelum turbin). Dengan demikian, putaran turbin dan tekanan yang dikompresi bisa dijaga pada batas aman.

Cara Kerja
Untuk  VGT, pada putaran rendah, sudut baling-baling bisa diset atau diposisikan sesuai dengan kebutuhan mesin pada putaran rendah namun tidak enimbulkan gejala “lag” atau keterlambatan. Kendati demikian, posisi sudut baling-baling turbin tetap kecil dibandingkan ketika bekerja pada putaran tinggi.

Sebaliknya, pada putaran tinggi, sudut baling-baling dibuka lebih besar. Dorongan gas buang terhadap turbin lebih besar dan membuatnya berputar cepat. Hasilnya, kompresor menyedot udara lebih banyak dan menghasilkan tekanan lebih tinggi.

Baling-baling di dalam turbin bergerak pada sumbu-sumbu masing ketika diaktifkan oleh aktuator berupa servo (tabung vakum). Servo ini sekarang umum bekerja secara elektronik dan diperintah oleh komputer mesin. Untuk menurunkan emisi, VGT disatukan dengan exhaust gas recirculation (EGR) atau sirkulasi gas buang.

Mesin Bensin
VGT umumnya digunakan pada mesin diesel. Pada mesin bensin, VGT punya masalah yang cukup rumit, yaitu suhu gas buang yang tinggi. Pada mesin bensin suhu gas buang bisa mencapai 950 derajat celcius, sedangkan diesel 700-800 derajat celcius.

Agar tahan terhadap suhu tinggi tersebut, masalah yang dihadapi VGT bukan hanya material, juga desain dari baling-baling turbin. Karena itulah, tidak banyak mesin bensin menggunakan VGT. Malah mesin bensin sekarang perbandingan kompresinya makin tinggi dengan suhu gas buang mencapai 1.000 derajat celcius lebih. 

Karena itu, tidak banyak dipasangkan dengan mesin bensin. Beberapa produsen pernah mencobanya, ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapan mereka!  Jadinya, VGT sampai saat ini menjadi pasangan ideal mesin diesel!

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau