Tangan Tutupi Mulut Saat Kaget, Kenapa?

Kompas.com - 11/08/2011, 03:28 WIB

KOMPAS .com - Pernahkan melihat aktor atau aktris ketika merasa kaget kemudian menempelkan telapak tangannya di depan mulut mereka? Atau mungkin Anda sendiri pernah melakukannya? Karena sadar atau tidak, kita cenderung untuk menempelkan telapak tangan di depan mulut , memegang dahi atau menempatkan tangan di pipi ketika merasa cemas atau terkejut. Tapi mengapa hal ini bisa terjadi? 

"Itu disebut gerakan tubuh pembawa rasa damai. Seperti halnya anak menghisap ibu jarinya," ujar Janine Driver, Presiden Body Language Institute di Washington, D. C.

"Ketika tangan kita menyentuh wajah, hal tersebut membuat kita seakan-akan berkata kepada diri sendiri 'Tenang, semua aman'. Rasanya seperti ketika ibu kita sedang memeluk dan berkata bahwa kita dapat melaluinya," tambah Driver.  

Ia menjelaskan, ketika seseorang menyaksikan peristiwa kecelakaan mengerikan, mendengar kabar buruk atau hal yang tak bisa dipercaya, meletakkan tangan di depan mulut merupakan luapan ekspresi fisik yang menandakan bahwa secara emosional kita tidak bisa menerima hal lain lagi.  

Peneliti bahasa tubuh menemukan, tidak semua orang di seluruh dunia menutup mulutnya ketika mereka sedang merasa kaget, takut atau terkejut. Para ahli juga menemukan, kaum Hawa ternyata cenderung lebih sering melakukannya dibandingkan dengan pria.  

"Versi yang lebih lembut dari ini adalah ketika seorang pria dalam sebuah ruangan konferensi menempatkan jari telunjuknya pada bibir atau tangan pada dagunya," ujar Driver, yang juga penulis buku You say More Than You Think.  

Gerakan lain yang mengungkapkan rasa takut atau terkejut adalah memegang pergelangan tangan, tetapi menurut Driver, gerakan tubuh yang biasa digunakan  orang di seluruh dunia ketika merasa takut adalah dengan membuka mulut dalam bentuk oval dan mengangkat kedua alis.  

"Ini ada dalam DNA, tidak peduli jika Anda seorang yang berkulit hitam, putih atau hispanic. Berasal dari Irak, Zimbabwe ataupun Chicago," ujarnya. (M10-11)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau