Israel Murka Ribuan Kartu Kredit Warganya Dibobol Hacker

Kompas.com - 10/01/2012, 20:22 WIB

KOMPAS.com - Seorang peretas mengumumkan bahwa dirinya membajak 15 ribu akun kartu kredit milik warga Israel. Menurut data dari Departemen Supervisi Perbankan Israel, akun kartu kredit yang dibajak berasal dari tiga perusahaan kartu kredit, yakni Cal (Cartisey Ashrai Le'Israel), Isracard (Israel Credit Card), dan Leumi Card.

Atas aksi peretasan ini, Deputy Kementerian Luar Negeri Israel kemudian menyamakan serangan cyber dengan aksi terorisme.

"Tidak akan ada kelompok peretas yang akan kebal terhadap respon pemerintah," ungkap Danny Ayalon, Deputy Kementrian Luar Negeri Israel, pada harian Jerussalem Post berbahasa Inggris.

Menurutnya, serangan ini akan disamakan dengan aksi terorisme dan harus mendapat respon yang sama dengan aksi terorisme.

Namun, pernyataan keras Ayalon justru akan memancing kemarahan para peretas dan tampaknya dia akan menjadi target serangan peretas selanjutnya.

Benar saja, website pribadi Ayalon kemudian dibajak peretas dan dialihkan ke sebuah situs berbahasa Arab dengan pesan inti : "Telah di-hack oleh Foxy + TKL and Gaza HaCKeR Team. Kami menyatakan perang di dunia maya. Tidak takut kepada monyet ini"

Ayalon kemudian tak bisa dihubungi  untuk diminta komentar mengenai serangan ini. Hingga berita ini ditulis, pemulihan website masih belum berhasil.

Berhasil Dilacak Seorang Blogger

Seorang blogger Israel, Amir Fedida, mengklaim berhasil melacak identitas peretas, yakni ber-nickname "oxOmar", seorang warga negara Arab Saudi berusia 19 tahun yang kini hidup di Meksiko.

Fedida menyebut peretas ini seorang yang tidak terlalu cerdas. "Dia banyak melakukan kesalahan," ujar Fedida dalam tulisan di The Haaretz, sebuah media publikasi berbahasa Israel.

Fedida menyebut peretas tidak cerdas karena peretas ini mendekati media Israel dengan menggunakan e-mail yang bisa terlacak. Selain dialog dengan wartawan Israel, dalam penelusuran beberaja jam, saya tidak hanya bisa melacak siapa dirinya, tapi juga beragam informasi yang tersebar di seluruh web yang dibajaknya.

Informasi ini saya dapatkan sepotong demi sepotong, seperti menyusun sebuah puzzle," jelas Fedida dalam posting blognya. Fedida berharap agar investigasinya membuahkan hasil dan mampu menyeret peretas ke pengadilan.

Sebelumnya, peretas dengan nickname "oxOmar" itu mempublikasikan data hasil serangan pertamanya ketika menyusup ke sekitar 80 server database. Peretas itu mengaku tinggal di Riyadh dan ia merupakan siswa ilmu komputer.

Ia mempublikasikan rincian kartu kredit, alamat pribadi, nama, nomor telepon, nomor identitas dari individu yang tercantum di website One.co.il. Setelah dua kali publikasi, pada publikasi ketiga, nama peretas yang mempublikasikan data berbeda, yakni mengaku bernama "X".

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau