JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menantang ICW (Indonesia Corruption Watch), Selasa (12/6/2012) lalu, hari ini, Rabu (13/6/2012), Hendardji Soepandji menantang Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dengan sebuah kaca mata hitam sebagai simbol independensi berita Pilkada DKI Jakarta. Kehadiran Hendardji disambut oleh Umar Idris, ketua AJI Jakarta, pukul 12.50 WIB. Hendardji datang ke sekretariat AJI, Jalan Kalibata Timur IV G No. 10, Jakarta Selatan.
"Saya tadi memberikan kaca mata hitam. Itu sebagai simbolik agar wartawan tidak silau dengan uang, tetapi silau dengan nilai-nilai moral jurnalistik," kata Hendardji saat ditemui di Sekretariat AJI.
Menurut Hendardji, pemberitaan di media harus berangkat dari kualitas, bukan pencitraan. "Seperti misalnya orang hanya jalan kaki saja jadi berita besar, satu halaman. Tetapi orang miskin termarjinalkan tidak pernah jadi berita, bahkan dibantah," kata Hendardji.
Meski begitu, Hendardji juga memuji AJI karena masih menekan nilai-nilai jurnalisme bagi wartawannya. "Setiap pemberitaan itu ada langkah-langkah rasionalisasi terhadap pemberitaan. Hal-hal yang tidak rasional, sebaiknya dilakukan investigasi," kata Hendardji.
Menanggapi kujungan Hendardji, AJI pun merasakan hal yang sama dengan Hendardji atas adanya ketidakberimbangan berita Pilkada DKI Jakarta. Sebagai jalan keluar, AJI menyarankan Hendardji untuk melaporkan ke Dewan Pers dengan membawa data media mana yang menurut Hendardji kurang berimbang dan profesional.
Rencananya, Selasa (/6/2012) AJI akan merilis hasil riset yang dilakukan AJI selama 2-3 minggu ke publik. Riset ini bersifat imbauan agar media bertindak profesional untuk pemberitaan Pilkada. "Kami tidak ingin ada sebuah berita yang katanya sebuah berita, tapi sebenarnya itu sebuah iklan untuk masyarakat," kata Umar.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang