Kunjungan Turis Polandia Terkendala Penerbangan Langsung

Kompas.com - 12/01/2013, 19:09 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali mencatat jumlah wisatawan Polandia ke Bali setiap tahunnya sekitar 10.000 orang dan upaya meningkatkan jumlah turis dari negara itu hingga kini terkendala penerbangan langsung.

"Jumlah tersebut tergolong masih belum banyak dan bukan termasuk dalam 10 besar," kata Wakil Ketua GIPI Bali, Bagus Sudibya di Denpasar, Minggu (12/1/2013).

Kurang banyaknya turis asal negara di benua Eropa itu terkendala tidak adanya penerbangan langsung dari Polandia ke Indonesia atau sebaliknya.

"Maskapai Indonesia tidak ada yang pesawatnya terbang langsung ke Polandia. Hanya ada rute ke Eropa. Itupun, hanya satu kali penerbangan dalam sehari," ujarnya.

Sedangkan maskapai penerbangan dari negara lainnya di ASEAN, seperti Singapore Airline bisa sampai 21 penerbangan dalam sehari.

Kondisi tersebut sangatlah disayangkan sebab jika ada penerbangan langsung bukan tidak mungkin jumlah turis dari Polandia terus meningkat. "Hal ini berdasarkan potensi lama tinggal dan pengeluaran dari para pelancong Polandia yang cukup tinggi," ucapnya.

Pengeluaran turis tersebut, tambah Sudibia, rata-rata sekitar 2.000 dollar AS setiap orangnya dengan lama tinggal seperti wisatawan Eropa lainnya.     

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau