Kilas

Wali Kota Semarang Raih Penghargaan Upakarti Prabaswara Mandala

Kompas.com - 30/03/2018, 11:38 WIB

KOMPAS.om - Pemerintah Kota Semarang di bawah kepemimpinan Hendrar Prihadi terus berupaya membangun kota lumpia menjadi kota pintar dan berkelanjutan. Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya membangun 20 taman dan 5 lapangan olah raga pada 2017.

Tak hanya itu, Wali Kota Semarang konsisten melanjutkan pembangunan Kampung Tematik. Tahun lalu, Hendi membangun 80 Kampung Tematik, setelah sebelumnya pada 2016 membangun 32 Kampung Tematik yang tersebar di 16 kecamatan.

Upaya tersebut mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya dari Universitas Negeri Semarang yang memberikan penghargaan 'Upakarti Prabaswara Mandala' kepada Hendrar.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Rektor Universitas Negeri Semarang, Fathur Rokhman, dalam Upacara Dies Natalis UNNES ke-53 di Auditorium Gedung Prof. Wuryanto, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Kamis (29/3/2018).

(Baca: Lagi, Wali Kota Semarang Sabet Penghargaan Internasional!)

Fathur Rokhman menyatakan, Hendrar dinilai telah berhasil melakukan percepatan pembangunan di Kota Semarang, dengan tetap memperhatikan faktor ramah lingkungan. Selain itu, Hendrar juga dinilai selalu menjunjung tinggi semangat konservasi dalam melakukan pembangunan di lingkungan perkotaan.

"Seperti melakukan pembangunan taman, median-median, serta tempat umum atau ruang publik di Kota Semarang," ujarnya.

Wali Kota Semarang juga memperbaiki drainase sehingga Kota Semarang menjadi bersih dan tertata. Oleh karenanya, Universitas Negeri Semarang memberikan anugerah konservasi dan lingkungan Upakarti Prabaswara Mandala.

Baca juga: Dapat Tiga Penghargaan, Semarang Kini Jadi Kota Terbaik

Atas penghargaan yang didapatkannya tersebut, Hendrar mengatakan bahwa segenap pembangunan tersebut harus dapat dirasakan dan bermanfaat bagi warga Kota Semarang. 

"Kalau masyarakat merasakan manfaat dari pembangunan yang dilakukan, maka ada sebuah kepuasan dalam diri kami yang ada di pemerintah kota ini. Tapi kalau masih banyak yang mengeluh maka harus terus dilakukan evaluasi," katanya.

Suasana Kampung Batik Semarang, Desa Bojong, Semarang Timur, Jawa Tengah, kini terlihat lebih rapi dan indah dengan lukisan-lukisan bertemakan batik di berbagai temboknya, Jumat (16/6/2017).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Suasana Kampung Batik Semarang, Desa Bojong, Semarang Timur, Jawa Tengah, kini terlihat lebih rapi dan indah dengan lukisan-lukisan bertemakan batik di berbagai temboknya, Jumat (16/6/2017).

Menurut dia, penghargaan yang diberikan oleh Universitas Negeri Semarang tersebut menjadi tanda bahwa pembangunan Kota Semarang sudah dirasakan masyarakat.

"Mudah-mudahan masyarakat merasakan, meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang harus terus kita keroyok bareng-bareng. Terutama, bagaimana polusi bisa ditekan, penghijauan terus ditambah, dan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan terus tumbuh," ujarnya.

Selain Hendrar, Unversitas Negeri Semarang juga memberikan penghargaan kepada dua tokoh nasional lainya, yaitu Presiden Joko Widodo dan KH Musthofa Bisri.

Baca tentang
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com