TRENGGALEK, KOMPAS.com - Pelaksana tugas (Plt) Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, menjelaskan pengembangan Pasar Pon Trenggalek, Jawa Timur, membutuhkan biaya Rp 35 miliar. Pasar tersebut didesain dengan konsep modern namun tidak meninggalkan karakter Trenggalek.
Rencananya, ia melanjutkan, pasar bakal dibangun dua lantai. Selain los pedagang dan lapak pedagang, di lantai bawah terdapat hall yang cukup luas untuk display produk maupun kegiatan pameran dan seminar.
Sementara, bagian atas pasar juga terdapat los pedagang. Khusus lantai dua, dialokasikan untuk pedagang daging dan ikan. Komoditas beraroma menyengat tersebut sengaja ditempatkan di bagian atas agar tak mengundang lalat. “Lalat itu kan tidak bisa di ketinggian tertentu. Makanya yang basah-basah itu ditaruh atas,” kata Arifin kepada Kompas.com (13/4/2018).
(Baca: Pasar Tradisional Trenggalek akan Disulap Seperti Pasar Modern BSD)
Ia menjelaskan, model Pasar Pon berbeda dengan pasar yang dibangun dengan anggaran dari pemerintah pusat, seperti Pasar Bendo, Trenggalek. Pasar Bendo dibangun dengan model dan konsep yang sama dengan pasar di seluruh Indonesia sesuai rencana Kementerian Perdagangan. “Pasar Bendo itu anggarannya cuma Rp6 miliar, ini kan butuh Rp35 miliar,” ujarnya.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten Trenggalek lebih berfokus merelokasi pedagang. Arifin berharap sebelum pembangunan pasar dilakukan, para pedagang sudah menempati kawasan relokasi yang disediakan pemerintah.
Untuk itu, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp600 juta. Paguyuban pedagang pasar dipastikan terlibat dalam upaya relokasi itu. “Biar tidak seenaknya sendiri, tempatnya nanti disesuaikan dengan tempat di Pasar Pon. Pedagang yang dekat jalan juga akan dipindah dekat jalan, begitu juga dengan yang lain,” katanya.
Ia berharap para pedagang mau berkompromi dengan kondisi kawasan relokasi yang tidak sama dengan pasar lama. Utamanya, ia menambahkan, luas lapak yang tak sama persis dengan Pasar Pon.
(Baca: Perekonomian Meningkat, Trenggalek Genjot Target Investasi)
Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah menyiapkan halaman pasar basah dan Terminal Antar-kecamatan Sumbergedong sebagai kawasan relokasi. Selain itu, bekas gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bakal diratakan untuk area menampung pedagang yang terdampak. “Agar aktivitasnya lancar, nanti kami adakan simulasi,” ujarnya.
Pada rencana awal, hanya pedagang yang berada di sisi barat Pasar Pon yang direlokasi. Dalam perkembangannya, semua pedagang Pasar Pon yang berjumlah 700 orang mesti direlokasi. Sosialisasi dan relokasi pedagang dilakukan setelah hari raya Idul Fitri tahun ini.
“Kami juga menampung masukan pedagang agar pembangunannya rampung dalam dua tahun. Kami maklum kondisi keuangan pedagang tidak sama seperti di lokasi yang semula, sehingga pembangunan ini harus dilakukan dengan cepat,” ujarnya. (KONTRIBUTOR TRENGGALEK/ SLAMET WIDODO)