Advertorial

Hobi Lari Maraton? Simak Tip Bebas Cedera dari Dokter Spesialis Olahraga Mayapada Hospital Ini

Kompas.com - 08/05/2024, 14:48 WIB

KOMPAS.com - Saat ini, lari atau joging menjadi salah satu olahraga yang populer di antara berbagai kalangan.

Selain tampak dari ramainya arena olahraga, kepopuleran aktivitas itu juga bisa dilihat dari semakin menjamurnya ajang lari maraton yang digelar sejumlah pihak.

Tak jarang, ajang-ajang maraton yang terdiri dari berbagai kategori jarak itu sering kali diikuti oleh ratusan, bahkan ribuan peserta.

Namun, tahukah kamu? Meski terlihat sederhana, olahraga lari juga berisiko menimbulkan cedera jika persiapannya tidak dilakukan secara baik, benar, teratur, dan terukur.

Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Mayapada Hospital Bandung dr Alvin Wiharja SpKO MMRS mengatakan bahwa pada dasarnya, olahraga lari memiliki berbagai macam faktor risiko yang dapat menimbulkan cedera.

Faktor tersebut meliputi teknik lari yang kurang tepat, postur tubuh yang tidak optimal, pakaian dan sepatu olahraga yang tidak sesuai, serta riwayat cedera.

“Seseorang tentu membutuhkan persiapan matang sebelum melakukan olahraga lari. Ini agar mereka aman dari cedera dan performa larinya juga optimal mampu sehingga bisa memberikan manfaat baik bagi tubuh,” ujar dr Alvin dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (8/5/2024).

Olahraga lari, tambah dr Alvin, tak hanya berfungsi untuk meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang, tetapi juga meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Selain itu, lari juga dapat mencegah dan mengurangi risiko penyakit-penyakit metabolisme, seperti diabetes dan kolesterol, serta membantu menjaga dan mencapai berat badan ideal.

Baca juga: Olahraga Lari, Salah Satu Investasi Jangka Panjang untuk Kesehatan Jantung

“Bahkan, lari dapat memberikan manfaat psikologis, seperti meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, dan rasa cemas,” kata dr Alvin.

Semua manfaat tersebut bisa didapatkan jika persiapan olahraga lari dilakukan secara tepat.

Sementara itu, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Taufan Favian Reyhan, SpKO menjelaskan bahwa langkah persiapan yang bisa dilakukan untuk pelari, khususnya pelari jarak jauh atau maraton, adalah berkonsultasi dengan pihak yang tepat.

“Agar lari, terutama saat race atau maraton, memberikan manfaat optimal bagi masing-masing individu, maka konsultasikan program lari dan hasil yang ingin Anda tuju kepada dokter. Lalu, pastikan kebugaran tubuh dengan skrining risiko cedera dan riwayat kesehatan agar tujuan dari program lari Anda tercapai dengan minim risiko,” ucap dr taufan.

Dengan berkonsultasi, dokter biasanya akan mendesain program lari yang dipersonalisasi untuk masing-masing individu.

Dalam desain tersebut, dokter akan meresepkan dosis program latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi tubuh, termasuk pencegahan cedera dan gerakan lari yang tepat atau running guide.

“Dalam mempersiapkan diri untuk lari maraton, dokter spesialis kedokteran olahraga dapat membantu seseorang untuk mempelajari teknik lari dengan benar dan tip lain dengan lebih spesifik sesuai kemampuan fisik pelari. Lari bukan tentang memaksakan diri untuk jadi yang tercepat, tapi sebagai olahraga yang menyenangkan dengan manfaat yang optimal,” terang dr Taufan.

Pentingnya istirahat dan asupan bergizi

Terkait latihan fisik, dr Alvin menerangkan bahwa latihan jenis ini penting dilakukan untuk melatih daya tahan jantung, paru-paru, dan kekuatan otot.

Latihan tersebut biasanya dapat dimulai dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum seseorang mengikuti ajang lomba lari atau maraton.

Selain latihan fisik, dr Alvin juga menekankan penting mencukupi kebutuhan istirahat. Adapun jelang acara lari berlangsung, pastikan tubuh dalam keadaan bugar minimal 1-2 sebelum lomba dimulai.

Tak hanya istirahat, dr Alvin juga menganjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat sederhana untuk memberikan energi yang dibutuhkan selama lari, seperti buah-buahan atau roti.

“Pastikan juga tubuh terhidrasi dengan baik untuk mencegah cedera dengan cukup minum air putih sebelum, selama, dan setelah berlari. Kenyamanan dalam berlari dan penggunaan apparel yang tepat juga berperan untuk mengurangi risiko cedera. Oleh karena itu, penting bagi pelari untuk menggunakan pakaian yang ergonomis dan sepatu yang sesuai dengan bentuk kaki,” tutur dr Alvin.

Sebagai informasi, memasuki pertengahan 2024, acara kompetisi lari maraton akan banyak diselenggarakan di berbagai wilayah di Indonesia.

Anda dapat memanfaatkan momen keseruan acara tersebut dan mempersiapkan diri dengan berkonsultasi bersama dokter spesialis kedokteran olahraga agar performa lari semakin optimal sesuai kondisi dan kebutuhan fisik.

Adapun rumah sakit tempat dr Alvin dan dr Taufan berpraktik, yaitu Mayapada Hospital, memiliki salah satu layanan unggulan bernama Sports Injury Treatment and Performance Center (SITPEC).

Layanan tersebut memiliki fokus dalam penanganan cedera olahraga dan peningkatan performa olahraga.

Layanan SITPEC tersedia di sejumlah jaringan Mayapada Hospital yang berada di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Bandung.

Baca juga: Official Medical Partner IOAC 2023, Mayapada Hospital, Bagikan Tip Cegah Cedera Saat Berenang

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau