KOMPAS.com - Organ reproduksi menjadi salah satu aset penting yang harus dijaga kesehatannya oleh setiap perempuan. Pasalnya, kesehatan reproduksi dapat mempengaruhi kualitas hidup perempuan, termasuk di Indonesia.
Sebagai informasi, kanker serviks menempati posisi ke-2 sebagai kanker dengan tingkat kematian tertinggi di Indonesia.
Mayoritas penderita kanker tersebut sudah memasuki stadium lanjut saat terdiagnosis. Akibatnya, penanganan kanker serviks menjadi lebih sulit.
Kanker serviks dapat membuat kualitas hidup wanita menurun drastis. Selain kesehatan, penyakit ini juga memberikan dampak ekonomi pada penderita.
Dokter Spesialis Obgyn Subspesialis Ginekologi Onkologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan Dr dr Tricia Dewi Anggraeni, SpOG(K), SubspOnk, menjelaskan bahwa pasien kanker serviks harus menjalani serangkaian langkah perawatan untuk menangani kanker. Penanganan ini membutuhkan waktu dan proses yang panjang serta biaya tidak sedikit.
Baca juga: Skrining dan Deteksi Dini Jadi Kunci Tingkatkan Angka Kesembuhan Kanker Payudara.
“Meski demikian, hal tersebut bisa dicegah sedini mungkin dengan melakukan skrining,” ungkap dr Tricia dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (21/8/2024).
Dokter Tricia menjelaskan, skrining kanker serviks bisa menjadi opsi investasi jangka panjang bagi wanita, termasuk generasi milenial. Pasalnya, tindakan pencegahan ini akan berdampak besar untuk kesehatan di kemudian hari.
Vaksinasi human papillomavirus (HPV) dan skrining dengan papsmear atau DNA HPV dapat mengurangi beban finansial pasien dan keluarga secara signifikan ketimbang mengeluarkan biaya untuk mengobati kanker serviks stadium lanjut.
“Deteksi dini melalui skrining memungkinkan pilihan pengobatan yang tidak terlalu banyak dan rumit serta lebih murah. Dengan demikian, beban finansial untuk pasien jauh lebih sedikit,” tuturnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Obgyn Subspesialis Ginekologi Onkologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Fara Vitantri Diah Candrani, SpOG, K-Onk, menambahkan bahwa pencegahan kanker serviks bisa dibilang investasi jangka panjang untuk kesehatan wanita, terlebih untuk ibu yang sudah berkeluarga.
“Kalau ibu sakit, keluarga akan terkena dampak. Suami harus cuti bekerja dan anak-anak mungkin tidak terurus dengan baik,” kata dr Fara.
Sebagai informasi, pencegahan kanker serviks melalui vaksin berkisar Rp 3 juta hingga Rp 7 juta, tergantung jenis vaksinnya. Sementara itu, biaya pap smear umumnya di bawah Rp 1 juta.
Sebagai gambaran, biaya kanker serviks, apalagi stadium lanjut, secara umum setara dengan harga mobil atau rumah. Oleh karena itu, melakukan tindakan pencegahan kanker serviks menjadi investasi yang cerdas bagi diri sendiri dan keluarga.
Segera konsultasikan diri Anda dengan dr Tricia dan dr Fara di layanan unggulan Oncology Center Mayapada Hospital di Jakarta, Tangerang, Bogor, Surabaya, dan Bandung.