Advertorial

Mengenal DVT, dari Gejala Awal hingga Penanganan Trombektomi

Kompas.com - 09/05/2025, 17:52 WIB

KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasakan kaki membengkak atau timbul nyeri tanpa sebab yang jelas?

Jangan anggap sepele, bisa jadi kondisi itu adalah sinyal dari deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam. Kondisi ini terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di pembuluh vena bagian dalam, umumnya di area kaki.

Jika dibiarkan tanpa penanganan tepat, gumpalan darah tersebut berpotensi lepas dan bergerak menuju paru-paru serta bisa menyebabkan emboli paru yang bisa berakibat fatal.

Kisah seorang atlet triatlon berusia 58 tahun menjadi contoh nyata betapa DVT berbahaya. Awalnya, ia hanya merasakan pegal biasa pada kakinya. Namun, dalam waktu singkat, tepatnya lima hari, pembengkakan di kakinya menjadi sangat signifikan.

Padahal, atlet tersebut tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, serangan jantung, ataupun stroke.

Setelah ditelusuri, 10 tahun sebelumnya, ia pernah menjalani operasi patah tulang kaki. Operasi ini menjadi salah satu faktor risiko pembekuan darah.

Menyadari terdapat keanehan, atlet tersebut memeriksakan diri ke Mayapada Hospital Surabaya. Di sana, Ahli Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular Subspesialis Vaskular sekaligus Konsultan Endovaskular Konsultan Mayapada Hospital Surabaya Dr dr Yan Efrata Sembiring, SpB, Sp BTKV subsp VE(K) melakukan serangkaian pemeriksaan.

Pertama, pemeriksaan ultrasonografi (USG). Hasilnya, terdapat bekuan darah di area tulang yang dioperasi.

Kemudian, temuan tersebut diperkuat dengan computed tomography (CT) Angiography Lower Extremity. Hasilnya cukup mengkhawatirkan karena ditemukan gumpalan darah sepanjang 50 cm di vena pahanya.

Yan menjelaskan, langkah awal penanganan yang diberikan kepada pasien tersebut adalah memberikan terapi antikoagulan untuk mengencerkan darah dan mencegah gumpalan bertambah besar.

Namun, setelah beberapa hari menjalani terapi tersebut, keluhan nyeri pada kaki pasien tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan.

Melihat kondisi tersebut, tim dokter Mayapada Hospital Surabaya memutuskan untuk mengambil tindakan yang lebih efektif.

"Oleh karena itu, prosedur Trombektomi AngioJet menjadi pilihan terbaik untuk menghilangkan bekuan darah secara efektif dan cepat," imbuh Yan dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (8/5/2025).

Trombektomi AngioJet, solusi cepat dan minim risiko untuk atasi DVT

Lantas, bagaimana prosedur Trombektomi AngioJet ini bekerja? Dokter Yan menjelaskan, prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sebuah kateter kecil ke dalam pembuluh vena melalui sayatan minimal di area selangkangan atau kaki.

Ujung kateter dilengkapi dengan sistem jet khusus untuk menyemprotkan cairan bertekanan tinggi. Semprotan ini berfungsi untuk menghancurkan gumpalan darah menjadi bagian-bagian kecil dan kemudian langsung disedot keluar melalui kateter yang sama.

Keunggulan Trombektomi AngioJet terletak pada kemampuannya dalam membersihkan bekuan darah dengan lebih cepat dan risiko komplikasi yang relatif lebih rendah daripada operasi terbuka.

Setelah menjalani prosedur Trombektomi AngioJet, kondisi atlet tersebut menunjukkan perkembangan positif. Nyeri pada kakinya berangsur berkurang secara signifikan.

Kasus yang dialami sang atlet menjadi pengingat akan signifikansi deteksi dini dan pemahaman mengenai faktor risiko serta gejala DVT. Dengan mengenali lebih awal, penanganan yang tepat dapat segera diberikan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

BACA JUGA: Mayapada Hospital Jadi Pionir Teknik Bedah Tumor Payudara Minimal Invasif dengan Hasil Estetis

Siapa saja yang berisiko terkena DVT?

DVT dapat menyerang siapa saja. Namun, beberapa kelompok orang memiliki risiko yang lebih tinggi.

Yan menuturkan, gaya hidup sedentari, seperti terlalu lama duduk saat perjalanan jauh atau beristirahat total di tempat tidur setelah operasi besar, dapat meningkatkan risiko DVT.

Selain itu, lanjut Yan, kondisi medis tertentu juga bisa menjadi faktor risiko. Jika seseorang memiliki cedera kaki, riwayat kanker, penyakit jantung, atau kelainan darah bawaan seperti faktor V Leiden, darah pun jadi lebih mudah menggumpal sehingga berisiko terkena DVT.

Ia menambahkan, perempuan hamil dan individu dengan berat badan berlebih juga lebih rentan terhadap DVT.

“Tekanan ekstra pada pembuluh darah dapat memperlambat aliran darah sehingga meningkatkan risiko pembekuan,” jelas Yan.

Kebiasaan merokok, imbuh Yan, juga menjadi faktor risiko yang signifikan karena dapat merusak pembuluh darah dan memicu pembentukan gumpalan darah.

Langkah pencegahan DVT

Mengingat banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko DVT, langkah pencegahan menjadi sangat penting. Yan menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko tersebut.

"Tetap aktif bergerak, terutama saat melakukan perjalanan jauh, menjaga berat badan ideal, mengurangi kebiasaan merokok, serta rutin memeriksakan kesehatan jika memiliki faktor risiko tertentu dapat membantu mencegah DVT," terangnya.

Selain pencegahan, mengenali gejala DVT juga krusial agar penanganan dapat dilakukan sesegera mungkin. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai adalah pembengkakan pada salah satu kaki (jarang terjadi di kedua kaki) dan nyeri yang terasa semakin parah saat berdiri atau berjalan.

Waspada juga bila ada perubahan warna kulit kaki menjadi kemerahan atau kebiruan serta sensasi hangat pada kaki yang terasa sakit saat disentuh.

Jika gumpalan darah terlepas dan bergerak ke paru-paru (emboli paru), gejala yang muncul bisa berupa sesak napas mendadak, nyeri dada tajam, atau bahkan batuk berdarah. Kondisi ini sangat berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera.

BACA JUGA: Mayapada Hospital Berhasil Tangani Operasi Bypass Jantung, Pasien Pulih Optimal

Perawatan tepat DVT dan kardiovaskular

Mayapada Hospital Surabaya memiliki komitmen kuat untuk memberikan penanganan terbaik bagi pasien dengan DVT dan berbagai penyakit kardiovaskular lain.

Hospital Director Mayapada Hospital Surabaya dr Bona Fernando menyampaikan, pihaknya menangani kasus jantung kompleks dengan prosedur advanced dan didukung oleh tim dokter ahli serta teknologi mutakhir melalui Cardiovascular Center.

"Melalui layanan Cardiovascular Center, Mayapada Hospital Surabaya siap menangani DVT serta berbagai masalah jantung lain,” ujar Bona.

Ia menambahkan, Mayapada Hospital Surabaya juga menyediakan layanan yang lengkap, mulai dari pencegahan, diagnosis, pengobatan, hingga rehabilitasi pascaoperasi dan layanan kegawatdaruratan 24/7 melalui Cardiac Emergency.

Sebagai informasi, layanan gawat darurat Cardiac Emergency Mayapada Hospital Surabaya dapat dihubungi melalui nomor 150990.

Selain itu, Mayapada Hospital juga menawarkan kemudahan akses melalui aplikasi MyCare dengan fitur Emergency Call untuk konsultasi dokter dan penjadwalan pemeriksaan.

Aplikasi MyCare tidak hanya menyediakan layanan gawat darurat, tetapi juga berbagai fitur kesehatan informatif lain. Terdapat fitur Health Articles & Tips yang berisi informasi medis tepercaya, termasuk ulasan lengkap mengenai DVT.

Aplikasi itu juga dilengkapi dengan fitur Personal Health yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit. Hal ini memungkinkan pengguna untuk memantau aktivitas fisik, jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga indeks massa tubuh (BMI).

Jangan tunda lagi, segera unduh aplikasi MyCare sekarang melalui Google Play Store atau App Store dan nikmati berbagai manfaatnya, termasuk reward poin yang dapat ditukarkan dengan potongan harga untuk berbagai pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

Dengan MyCare, kesehatan Anda kini semakin mudah dipantau dan diakses.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau