Advertorial

Nyeri Dada Serangan Jantung atau Hanya Sekadar Nyeri? Cek Gratis di Sini!

Kompas.com - 15/08/2025, 22:06 WIB

KOMPAS.com - Tidak semua nyeri dada merupakan penanda serangan jantung. Meski gejalanya mirip, keluhan ini bisa disebabkan banyak hal. Agar tidak keliru menafsirkan, penting untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.

Mayapada Hospital menyediakan layanan Chest Pain Unit yang membantu memastikan penyebab nyeri dada sehingga dapat ditangani secara tepat.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Vireza Pratama SpJP(K), FIHA, FAsCC, FSCAI, menjelaskan bahwa nyeri dada akibat serangan jantung biasanya muncul dengan gejala khas.

Gejala tersebut umumnya nyeri seperti ditekan benda berat di tengah dada yang menjalar ke lengan kiri, rahang, leher, atau punggung.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh Nyeri Dada, Segera Pastikan Penyebabnya di Chest Pain Unit Mayapada Hospital

“Keluhan tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit, dapat hilang timbul, dan kerap disertai sesak napas, keringat dingin, mual, pusing, serta rasa cemas berlebihan,” kata dr Vireza dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (15/8/2025).

Sementara itu, nyeri dada yang bukan disebabkan serangan jantung umumnya dipicu faktor lain, seperti ketegangan otot, gangguan pencernaan, masalah paru-paru, atau kecemasan.

“Gejalanya cenderung lebih terlokalisasi dan muncul saat bergerak atau ketika dada ditekan. Gejala ini biasanya mereda dengan perubahan posisi tubuh atau konsumsi obat tertentu,” tuturnya.

Meski demikian, dr Vireza mengakui bahwa membedakan kedua kondisi tersebut tidak mudah bagi banyak orang. Gejalanya sering kali bervariasi pada tiap individu dan justru terasa ringan, terutama pada perempuan, lansia, ataupun penderita diabetes.

“Dalam sejumlah kasus, serangan jantung bahkan kerap dianggap sebagai keluhan biasa. Padahal, kondisi ini sangat serius dan harus segera ditangani dalam hitungan menit,” tutur dr Vireza.

Karena itu, ia menyarankan setiap orang yang mengalami nyeri dada, baik ringan maupun berat, untuk segera menjalani pemeriksaan menyeluruh.

Pemeriksaan dapat dilakukan di Chest Pain Unit Mayapada Hospital. Menariknya, unit ini memberikan pemeriksaan awal gratis bagi pasien dengan keluhan nyeri dada apabila tidak ditemukan indikasi gangguan jantung.

Baca juga: Mayapada Hospital Sediakan Pemeriksaan Nyeri Dada Gratis Jika Bukan Karena Jantung

Namun, bila terindikasi adanya masalah jantung, pasien akan langsung dirujuk ke Cardiovascular Center Mayapada Hospital untuk mendapatkan penanganan lanjutan sesuai protokol medis.

Pusat layanan tersebut sudah berpengalaman menangani berbagai penyakit jantung dengan prosedur lanjutan berbasis teknologi modern. Konsultasi dapat dilakukan melalui call center 150770 atau aplikasi MyCare.

Layanan Chest Pain Unit juga terhubung dengan Cardiac Emergency Mayapada Hospital yang siap menangani serangan jantung dengan tindakan Primary PCI sesuai standar internasional.

Proses “door-to-balloon” dilakukan dalam waktu kurang dari 90 menit. Layanan gawat darurat ini tersedia 24 jam dan dapat diakses lewat call center 150990 atau fitur emergency call di aplikasi MyCare.

Selain layanan medis, informasi kesehatan jantung dan berbagai promo juga tersedia di aplikasi MyCare melalui fitur Health Articles & Tips.

Aplikasi tersebut terintegrasi dengan Google Fit dan Health Access. Pengguna dapat memantau detak jantung, kalori, langkah kaki, serta indeks massa tubuh (BMI).

Dengan mengunduh MyCare, pengguna juga bisa mengumpulkan reward point yang dapat ditukar dengan potongan harga layanan kesehatan di Mayapada Hospital.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau