Advertorial

Jantung Berdebar Tak Karuan saat Berolahraga? Ini Rahasia Olahraga Aman untuk Penderita Aritmia

Kompas.com - 17/07/2024, 17:44 WIB

KOMPAS.com - Saat berolahraga, beberapa orang merasakan jantung berdebar kencang. Hal ini bisa menjadi salah satu tanda dari gejala gangguan irama jantung atau aritmia.

Meski demikian, Anda yang memiliki kondisi tersebut tak perlu menghentikan kebiasaan olahraga. Pasalnya, olahraga yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan kualitas hidup.

Kondisi aritmia yang dapat dialami atlet atau individu penggemar olahraga perlu mendapat arahan khusus dari dokter spesialis jantung. Pasalnya, aritmia dapat menimbulkan risiko kesehatan serius jika tidak ditangani dengan baik.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Aritmia Mayapada Hospital Surabaya dr Rerdin Julario, SpJP(K), memaparkan bahwa penderita aritmia perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung sebelum memulai program olahraga.

Baca juga: Penting buat Peserta Pocari Sweet Run 2024, Penuhi Kecukupan Nutrisi dan Hidrasi.

Nantinya, dokter akan menilai jenis dan tingkat keparahan aritmia secara komprehensif. Setelah itu, dokter akan memberikan saran olahraga sesuai kondisi pasien.

“Olahraga yang direkomendasikan untuk penderita aritmia umumnya aerobik intensitas rendah hingga sedang, seperti berjalan kaki, berenang, bersepeda, yoga dan taici,” kata dr Rerdin dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (17/7/2024).

Sebagai catatan, penderita aritmia harus menjalani olahraga secara perlahan dan intensitas secara bertahap. Penderita perlu mengetahui sinyal dari tubuh dan istirahat jika merasa lelah.

Bantuan alat pemantau detak jantung atau Heart Rate Monitor (HRM) juga berguna untuk memastikan penderita berolahraga pada zona detak jantung yang aman.

Segera hentikan olahraga dan hubungi dokter jika timbul rasa tidak nyaman disertai debar, denyut jantung tidak teratur, sangat cepat atau lambat, pusing atau pingsan, sesak napas, serta nyeri di dada.

Sementara itu, pengobatan aritmia dapat dilakukan berdasarkan jenis, tingkat keparahan kondisi, serta gejala yang dialami pasien. Hal ini memerlukan pemeriksaan komprehensif dari dokter.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Aritmia Mayapada Hospital Tangerang dr Agung Fabian Chandranegara, SpJP (K), FIHA, menjelaskan bahwa salah satu tindakan penanganan aritmia adalah melakukan ablasi jantung.

Baca juga: Hobi Lari Maraton? Simak Tip Bebas Cedera dari Dokter Spesialis Olahraga Mayapada Hospital Ini.

Ablasi jantung merupakan prosedur medis minimal invasif menggunakan kateter (tabung tipis dan fleksibel) melalui pembuluh darah di pangkal paha, leher, atau lengan.

Selanjutnya, kateter diarahkan ke jantung untuk mengarahkan energi panas atau ablasi frekuensi radio menggunakan panduan gambar dari sinar X. Energi ini digunakan untuk menghancurkan atau menghilangkan bagian yang menyebabkan aritmia.

“Prosedur tersebut dapat menghentikan impuls listrik yang abnormal dan memungkinkan irama jantung kembali normal,” jelas dr Agung.

Setelah menjalani pengobatan, penderita aritmia masih bisa berolahraga mengikuti panduan dari dokter. Penderita dapat berkonsultasi dengan dokter dalam layanan Cardiovascular Center di seluruh unit Mayapada Hospital jika mengalami aritmia dan tetap ingin berolahraga.

Mayapada Hospital memiliki tim dokter multidisiplin dan fasilitas yang lengkap dan canggih untuk melakukan pemeriksaan komprehensif aritmia.

Mengedepankan layanan berstandar internasional, Mayapada Hospital terus berupaya memperkuat kompetensi dokter dan tenaga medis untuk memberikan hasil yang optimal bagi pasien. 

Selain itu, Anda dapat merencanakan program olahraga yang tepat bersama dokter spesialis kedokteran olahraga pada layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital. Layanan ini berkolaborasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah untuk memberikan layanan aritmia secara komprehensif.

Baca juga: Olahraga Lari, Salah Satu Investasi Jangka Panjang untuk Kesehatan Jantung.

Sementara itu, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Taufan Favian Reyhan, SpKO, memaparkan bahwa program olahraga pada dasarnya dapat disesuaikan dengan kondisi pasien. Jika masih ingin aktif berolahraga, pasien aritmia perlu berkoordinasi dengan dokter spesialis jantung.

“Tujuannya, supaya pasien bisa menemukan latihan yang efektif untuk penderita aritmia,” kata dr Taufan.

Sebagai informasi, layanan SITPEC Mayapada Hospital berfokus pada layanan untuk sport enthusiast dan atlet olahraga, mulai dari program preventif, skrining sebelum olahraga, hingga penanganan cedera dan pascacedera. 

Tahun ini, Mayapada Hospital kembali menjadi official hospital partner dalam ajang Pocari Sweat Run Indonesia 2024.

Mayapada Hospital bersama Pocari Sweat berupaya meningkatkan kesadaran pecinta olahraga lari yang akan ikut dalam Pocari Run 2024. Inisiatif ini dilakukan dengan menyediakan layanan Self Health Assessment, yaitu asesmen mandiri yang perlu diisi peserta sebelum mengikuti ajang ini.

Selain itu, Mayapada Hospital turut mengawal persiapan para runners dengan memberikan promo paket Medical Check Up (MCU) Runner di seluruh unit Mayapada Hospital. Peserta bisa mendapatkan promo pemeriksaan kesehatan lainnya selama rangkaian Race Pack Collection mulai tanggal 18-20 Juli 2024.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau