KOMPAS.com – Olahraga adalah aktivitas yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, kegiatan ini juga bisa membawa risiko, terutama bagi jantung.
Jantung merupakan organ vital yang berfungsi memompa darah serta mengantarkan oksigen dan nutrisi esensial ke seluruh tubuh. Seperti mesin yang bisa mengalami kerusakan, jantung pun dapat mengalami gangguan serius, seperti serangan jantung dan henti jantung mendadak.
Serangan jantung terjadi karena penyumbatan total pada aliran darah ke otot jantung. Sementara, henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) terjadi akibat aktivitas listrik jantung terhenti tiba-tiba. Hal ini menyetop aliran darah ke seluruh tubuh.
Adapun penyebab utama henti jantung mendadak adalah aritmia, yaitu gangguan irama jantung.
Kedua gangguan tersebut mungkin terjadi saat berolahraga yang membutuhkan banyak energi. Oleh karena itu, para pencinta olahraga perlu waspada dan memahami tindakan yang harus diambil saat kondisi gawat darurat jantung terjadi.
BACA JUGA: Benarkah Olahraga Lari Bisa Jadi Investasi untuk Kesehatan Jantung? Begini Kata Dokter
Dalam situasi gawat darurat jantung, tindakan cepat dan tepat adalah kunci untuk mencegah kerusakan permanen atau kematian. Di sinilah, layanan 24 jam Cardiac Emergency di Mayapada Hospital berperan menjadi solusi andal untuk menangani kasus kegawatdaruratan jantung, termasuk saat berolahraga.
Layanan itu dilengkapi fasilitas Catheterization Laboratorium (Cath Lab) dan tim multidisiplin untuk menangani serangan jantung melalui prosedur Primary Percutaneous Coronary Intervention (PCI).
Primary PCI adalah tindakan minimal invasif pemasangan stent atau ring jantung pada kasus serangan jantung.
Ahli Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Mayapada Hospital Tangerang dr Aron Husink, SpJP (K), FIHA, menjelaskan bahwa dalam menangani kasus serangan jantung, golden period sangat penting.
“Sel otot jantung akan mulai mati dalam 80-90 menit setelah terhenti mendapatkan suplai darah,” ucapnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (23/7/2024).
BACA JUGA: Mana Lebih Penting untuk Runner, Running Pace atau Heart Rate?
Hal senada juga disampaikan Ahli Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Mayapada Hospital Bogor dr Bimo Bintoro, SpJP (K). Ia menjelaskan, golden period pada serangan jantung berkisar pada 90 menit pertama.
“Waktu tersebut adalah waktu terbaik untuk membuka sumbatan jantung koroner sebelum terjadi kematian sel otot jantung sehingga memberi harapan pemulihan optimal,” kata Bimo.
Bimo melanjutkan, setelah terdiagnosis serangan jantung, Primary PCI harus dilakukan dalam waktu kurang dari 60 menit sejak gejala awal muncul. Jika pasien dibawa ke rumah sakit tanpa fasilitas Primary PCI, mereka harus segera ditransfer ke rumah sakit dengan fasilitas cath lab dalam waktu 90-120 menit.
Ahli Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Vireza Pratama, SpJP, Subsp IKKv(K), FIHA, menekankan, penanganan yang cepat pada kasus kegawatdaruratan jantung bisa meningkatkan survival rate pada pasien.
“Semakin lama tindakan dilakukan, maka semakin banyak jaringan otot jantung yang mati karena time is muscle,” jelasnya.
BACA JUGA: Runners Wajib Tahu, Pelajari Metode RICE untuk Pertolongan Pertama Ketika Cedera
Ahli Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Mayapada Hospital Kuningan dr Tike Hari Pratikto, SpJP (K) menjelaskan secara rinci prosedur Primary PCI.
"Kateter dimasukkan melalui lengan hingga ke pembuluh darah koroner jantung. Selanjutnya, dilakukan pengembangan menggunakan balon pada daerah yang menyempit. Setelah pembuluh darah terbuka, pemasangan stent dilakukan agar pembuluh darah tetap terbuka," jelasnya.
Jika stent sulit dipasang, teknologi Intravascular Ultrasound (Ivus) dan Rotablator dapat membantu.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Mayapada Hospital Bandung dr Dendi Puji Wahyudi, SpJP (K), menerangkan bahwa Ivus bekerja dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambaran detail pembuluh darah jantung.
Sementara itu, Rotablator digunakan untuk mengikis plak yang menyumbat arteri koroner sebelum pemasangan stent.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi Mayapada Hospital Surabaya dr Samuel Sudanawidjaja, SpJP (K), FIHA, menjelaskan, kombinasi Ivus dan Rotablator memberikan manfaat pada penanganan serangan jantung.
"Kombinasi ini memungkinkan pemahaman anatomi pembuluh darah yang lebih baik dan penanganan sumbatan yang sulit sehingga pengobatan penyakit arteri koroner menjadi lebih efektif," jelasnya.
Selain serangan jantung, aritmia juga merupakan kasus gawat darurat jantung yang perlu diwaspadai. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Aritmia Mayapada Hospital Tangerang dr Agung Fabian Chandranegara, SpJP (K), FIHA, menjelaskan penanganan aritmia melalui Ablasi Jantung.
"Tindakan minimal invasif ini menggunakan kateter yang dimasukkan melalui pangkal paha menuju jantung. Kateter ablasi menghantarkan energi panas untuk menghilangkan fokus-fokus penyebab kelainan listrik jantung," jelasnya.
Mayapada Hospital, melalui layanan Cardiac Emergency yang siaga 24 jam, siap menangani berbagai kasus kegawatdaruratan jantung. Layanan ini merupakan bagian dari Cardiovascular Center Mayapada Hospital yang menangani penyakit jantung secara komprehensif, mulai dari deteksi, diagnosis, tindakan, hingga rehabilitasi jantung.
Bagi para pencinta olahraga, Mayapada Hospital juga menyediakan layanan Sports Injury Treatment & Performance Center (SITPEC). Layanan yang dikhususkan untuk atlet dan sport enthusiast ini menawarkan penanganan komprehensif, mulai dari tindakan preventif, pemeriksaan fisik, skrining, hingga penanganan cedera dan pascacedera.
Tahun ini, Mayapada Hospital kembali dipercaya menjadi official hospital partner untuk ajang Pocari Sweat Run Indonesia 2024. Dalam rangka meningkatkan kesadaran para pelari, Mayapada Hospital menyediakan Pre-Medical Screening berupa asesmen mandiri untuk menilai kesiapan peserta.
Selain itu, tersedia pula paket Medical Check Up (MCU) Runner di seluruh unit Mayapada Hospital serta pemeriksaan rekam jantung (EKG) gratis di Mayapada Hospital Bandung dan Race Pack Collection Kiara Artha Park Bandung pada 18-20 Juli 2024.
Khusus untuk event di Bandung, Mayapada Hospital Bandung menyediakan ambulans siaga, tim dokter dan perawat yang siap menangani kondisi kegawatdaruratan, tim fisioterapis berpengalaman, serta peralatan lengkap untuk mini ICU. Semua upaya ini bertujuan mendukung konsep #saferunning Pocari Sweat Run Indonesia.
Dengan layanan komprehensif dan dukungan tim medis profesional dari Mayapada Hospital, masyarakat dapat menjalani gaya hidup sehat melalui olahraga dengan lebih tenang dan aman. Meski demikian, persiapan matang dan pemahaman kondisi kesehatan diri sendiri sebelum memulai aktivitas olahraga tetap perlu dilakukan.