Advertorial

Benarkah Olahraga Lari Bisa Jadi Investasi untuk Kesehatan Jantung? Begini Kata Dokter

Kompas.com - 19/07/2024, 16:19 WIB

KOMPAS.com – Olahraga lari kerap disebut-sebut sebagai bentuk investasi penting untuk kesehatan jantung.

Menanggapi hal itu, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi dari Mayapada Hospital Tangerang, dr Aron Husink, SpJP (K), FIHA, menjelaskan bahwa olahraga lari memang mampu meningkatkan detak jantung dan fungsi pompa jantung.

“Dengan demikian, darah dapat tersalurkan ke seluruh tubuh dan meningkatkan sirkulasi darah,” ujar dr Aron dalam siaran pers di Kompas.com, Jumat (19/7/2024).

Bila dilakukan dengan benar, lanjutnya, olahraga lari dapat memperkuat otot jantung, mengurangi risiko pembekuan darah, dan mengoptimalkan fungsi jantung.

Lari juga membantu mengendalikan tekanan darah, menjaga kadar kolesterol, membakar kalori, dan menjaga berat badan.

Meski memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, dr Aron menekankan bahwa olahraga tersebut perlu dilakukan secara aman dan sesuai dengan kondisi tubuh.

“Anda perlu memastikan kesiapan tubuh sebelum berlari, terutama jika ingin meningkatkan intensitas dan performa, misalnya ketika ingin mengikuti ajang lomba lari, seperti Pocari Sweat Run Indonesia 2024,” jelas dr Aron.

(Baca juga: Penting buat Peserta Pocari Sweet Run 2024, Penuhi Kecukupan Nutrisi dan Hidrasi)

Salah satu persiapan tersebut adalah melakukan pemeriksaan kesehatan komprehensif yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut jantung, tinggi dan berat badan, serta indeks massa tubuh (IMT).

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Vireza Pratama, SpJP (K), FIHA, FasCC, FSCAI, menambahkan, pelari juga bisa melakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG).

Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik jantung dan membantu mendeteksi gangguan irama jantung atau gangguan lain pada jantung.

“Pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes menggunakan treadmill serta berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung, juga perlu dilakukan bagi pelari yang memiliki riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes melitus,” ucap dr Vireza.

(Baca juga: Jantung Berdebar Tak Karuan saat Berolahraga? Ini Rahasia Olahraga Aman untuk Penderita Aritmia)

Sayangnya, pemeriksaan fisik sebelum olahraga lari kerap diabaikan. Padahal, masyarakat perlu waspada terhadap gejala penyakit jantung yang bisa diakibakan olahraga lari.

Pada kesempatan terpisah, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi dan Perawatan Darurat Kardiovaskular dari Mayapada Hospital Bandung, dr Dendi Puji Wahyudi, SpJP (K), memaparkan beberapa gejala penyakit jantung tersebut.

“(Gejala-gejala itu) meliputi sesak napas, denyut jantung tidak teratur, pusing atau pingsan setelah berlari, mual dan muntah, perut terasa tidak nyaman, serta rasa nyeri atau tekanan pada dada yang tidak hilang, meski sudah berhenti berlari,” jelas dr Dendi.

Dokter Dendi menyarankan masyarakat untuk segera menghentikan olahraga lari bila timbul gejala-gejala tersebut serta segera berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung.

Untuk mendapatkan penanganan medis dengan tepat dan cepat, Anda juga dapat memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat, seperti Mayapada Hospital.

Sebagai rumah sakit berstandar internasional, Mayapada Hospital memiliki layanan unggulan Cardiovascular Center.

Pusat layanan kesehatan terpadu khusus itu dilengkapi dengan dokter spesialis dan subspesialis yang ahli, peralatan canggih dengan teknologi terkini, serta layanan kegawatdaruratan jantung yang siaga 24 jam.

(Baca juga: Runners Wajib Tahu, Pelajari Metode RICE untuk Pertolongan Pertama Ketika Cedera)

Layanan Cardiac Emergency Mayapada Hospital telah terlatih menangani kasus kegawatdaruratan jantung secara cepat dan tepat dengan tindakan Primary PCI. Layanan ini juga memiliki standar protokol Door to Balloon kurang dari 90 menit.

Demi mendapatkan manfaat olahraga yang optimal bagi kesehatan jantung, diperlukan pula perencanaan olahraga yang tepat.

Untuk itu, Mayapada Hospital juga memiliki layanan Sport Injury Treatment and Performance Center (SITPEC). Layanan ini menghadirkan tim dokter spesialis kedokteran olahraga, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dokter ortopedi, serta dokter spesialis lain. Tim dokter yang terlibat dapat memberikan rekomendasi olahraga terbaik sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

(Baca juga: Kembali Jadi Official Hospital Partner Pocari Sweat Run 2024, Berikut Layanan yang Dihadirkan Mayapada Hospital)

Sebagai informasi, Mayapada Hospital kembali menjadi official hospital partner yang akan mengawal kesiapan para runner untuk berlari di lintasan Pocari Sweat Run Indonesia 2024.

Mayapada Hospital dan Pocari Sweat berupaya meningkatkan kesadaran para runner untuk mempersiapkan diri sebelum berlari dengan mengisi self-assessment kesehatan, yakni asesmen mandiri berisi pertanyaan seputar kondisi dan riwayat kesehatan.

Mayapada Hospital juga mendukung para runner dengan menyediakan paket Medical Check Up (MCU) Runner yang dapat dilakukan di seluruh unit Mayapada Hospital, promo MCU dan vitamin booster, serta fasilitas pemeriksaan EKG gratis selama rangkaian Race Pack Collection, mulai Kamis (18/7/2024) hingga Sabtu (20/7/2024).

Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau