Advertorial

Jangan Abaikan Nyeri Hebat di Satu Sisi Wajah, Bisa Jadi Gejala Trigeminal Neuralgia

Kompas.com - 25/09/2024, 17:52 WIB

KOMPAS.com – Anda pernah merasakan nyeri menusuk seperti tersengat listrik di area wajah bagian bawah atau rahang? Rasa nyeri ini biasanya terjadi spontan ketika Anda menyentuh wajah, mengunyah, berbicara, atau menyikat gigi.

Jika, ya, bisa jadi Anda mengalami trigeminal neuralgia. Kondisi ini menyebabkan nyeri kronis yang memengaruhi saraf trigeminal, yakni saraf membawa sensasi dari wajah ke otak. Timbulnya rasa nyeri, dingin, atau panas pada wajah, merupakan respons dari saraf trigeminal.

Bila menderita trigeminal neuralgia, Anda bisa merasakan sakit yang luar biasa hanya karena rangsangan kecil pada wajah, seperti ketika sedang merias wajah, menyikat gigi, bercukur, atau mencuci muka.

Dokter Spesialis Bedah Saraf dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Gibran Aditiara Wibawa, SpBS(K), MBA, menjelaskan, trigeminal neuralgia dapat terjadi karena terganggunya fungsi saraf trigeminal akibat kontak antara pembuluh darah normal (arteri atau vena) dan saraf trigeminal yang berada di dasar otak.

Baca Juga : Aritmia, Kondisi Jantung Berdebar Tak Normal yang Ancam Kaum Produktif

Kontak itu memberi tekanan pada saraf trigeminal sehingga memicu rangsangan nyeri. Adapun kondisi trigeminal neuralgia dapat disebabkan oleh sejumlah hal, seperti proses penuaan, tumor yang menekan saraf trigeminal, strok, atau trauma pada wajah.

Pada penderita Multiple Sclerosis–penyakit autoimun yang mempengaruhi sistem saraf pusat dan otak–trigeminal neuralgia dapat terjadi saat selubung mielin yang bertugas melindungi saraf tertentu mengalami kerusakan.

“Trigeminal neuralgia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, dan lebih mungkin terjadi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun,” kata dr Gibran dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (24/9/2024).

Untuk mengatasinya, dokter dapat memberikan obat-obatan. Jika terapi menggunakan obat sudah tidak memberikan efek bagi pasien, dokter akan memberikan tindakan lain, seperti suntikan dan operasi.

Tindakan operasi atau pembedahan untuk mengatasi trigeminal neuralgia dinamakan dekompresi mikrovaskular atau microvascular decompression (MVD).

Baca Juga : Minim Luka, Ini Kelebihan Bedah Laparoskopi untuk Pengobatan Kista dan Miom

Dokter Gibran menjelaskan, MVD merupakan prosedur pemindahan atau pengangkatan pembuluh darah yang bersentuhan dengan akar trigeminal untuk mengembalikan fungsi saraf yang terganggu.

Selama tindakan, dokter akan membuat sayatan kecil (minimal invasif) berukuran sekitar 5 cm di belakang telinga pada sisi tempat rasa sakit berasal.

“Kemudian, melalui lubang kecil tersebut, dokter akan memindahkan pembuluh darah yang bersentuhan dengan saraf trigeminal dan menempatkan bantalan lembut di antara saraf dan pembuluh darah yang bersentuhan tadi. MVD dapat membantu menghilangkan atau mengurangi sebagian besar rasa sakit pasien,” kata dr Gibran yang sudah berpengalaman melakukan MVD.

Tahapan pemeriksaan trigeminal neuralgia

Sebelum melakukan prosedur MVD atau terapi lain, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan diagnosis pasien.

Dokter Spesialis Bedah Saraf Mayapada Hospital Tangerang dr Centery, SpBS, mengatakan, diagnosis trigeminal neuralgia dilihat dari beberapa hal.

Baca Juga : Mengenal Breast Conserving Surgery, Metode Pengobatan yang Berikan Harapan Baru bagi Pejuang Kanker Payudara

Pertama, nyeri seperti apa yang dirasakan. Nyeri pada kasus trigeminal neuralgia dapat berupa sensasi nyeri hebat, seperti sengatan listrik. Kedua, bagian wajah mana yang mengalami rasa sakit. Apakah meliputi bagian saraf trigeminal atau tidak. Ketiga, hal apa yang menjadi pemicu rasa nyeri.

“Nyeri akibat trigeminal neuralgia biasanya disebabkan oleh rangsangan ringan pada pipi, seperti makan, minum, berbicara, tersenyum, atau aktivitas ringan lain, bahkan ketika terkena angin sejuk atau sepoi-sepoi,” ungkap dr Centery.

Dokter yang berpengalaman dalam menangani kasus trigeminal neuralgia itu melanjutkan, pemeriksaan kondisi tersebut meliputi pemeriksaan neurologis dan pencitraan menggunakan MRI kepala.

Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan menyentuh dan memeriksa bagian wajah untuk membantu dokter menentukan dengan tepat di mana rasa sakit terjadi dan cabang saraf trigeminal mana yang mungkin terpengaruh.

Tes refleks juga dapat membantu dokter menentukan apakah gejala yang dialami disebabkan oleh saraf terkompresi atau kondisi lain.

“Pemeriksaan MRI kepala berguna untuk menentukan apakah trigeminal neuralgia disebabkan oleh multiple sclerosis, tumor, atau penyebab lain,” jelas dr Centery.

Baca Juga : Mengenal TEVAR, Tindakan Minimal Invasif untuk Penanganan Aneurisma Jantung

Pemeriksaan, diagnosis, hingga penanganan trigeminal neuralgia minimal invasif melalui MVD dapat dilakukan oleh tim dokter yang ahli dan berpengalaman,seperti dr Gibran, dr Centery, dan dokter ahli lain di layanan Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital.

Sebagai layanan unggulan berstandar internasional yang dimiliki seluruh unit Mayapada Hospital, Tahir Neuroscience Center hadir untuk menangani berbagai gangguan saraf, otak, dan tulang belakang secara komprehensif.

Tahir Neuroscience Center didukung oleh tim dokter multidisiplin, seperti dokter spesialis neurologi, dokter spesialis bedah saraf, dan dokter neurologi subspesialis intervensi yang ditunjang dengan kelengkapan fasilitas serta peralatan medis canggih.

Selain berpengalaman menangani kasus trigeminal neuralgia, Tahir Neuroscience Center Mayapada Hospital juga telah menangani berbagai kasus kompleks lain dengan tindakan advanced, seperti Digital Subtraction Angiography (DSA), Deep Brain Stimulation untuk penanganan parkinson, operasi saraf tulang belakang secara minimal invasif (minim sayatan), serta operasi tumor tulang belakang.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau