Advertorial

Virtual Colonoscopy Jadi Terobosan Pengobatan dan Deteksi Kanker Usus Besar, Lebih Cepat dan Nyaman

Kompas.com - 29/10/2024, 17:24 WIB

KOMPAS.com – Gaya hidup modern dengan pola makan tidak sehat, mulai dari makanan pedas, asam, manis, hingga daging berlemak yang dikonsumsi berlebihan, ditambah kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan merokok, telah meningkatkan risiko kanker usus besar di Indonesia.

Hal yang mengkhawatirkan, penyakit itu kini tidak hanya menyerang kelompok usia 45 tahun ke atas, tetapi juga mulai ditemukan pada usia yang lebih muda.

Berdasarkan data Globocan 2022, terdapat 23.805 kasus kanker kolorektal atau 5,85 persen dari total kasus kanker. Temuan ini menempatkannya sebagai kanker kelima terbanyak yang menyerang pria dan wanita di Indonesia.

Kanker kolorektal pun termasuk dalam kategori "silent cancer" yang jarang menunjukkan gejala awal sehingga sering kali baru terdeteksi pada stadium lanjut.

BACA JUGA: Mengenal Limfoma, Jenis Kanker Darah yang Serang Kelenjar Getah Bening

Spesialis Bedah Digestif Mayapada Hospital Bandung Dr dr Reno Rudiman, MSc, SpB Subsp BD (K), FICS, FCSI mengatakan bahwa deteksi dini menjadi kunci utama untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

"Sayangnya, banyak orang menunda atau menghindari skrining kanker usus besar karena dianggap tidak nyaman dan memalukan. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kanker usus besar," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (24/10/2024).

Kolonoskopi virtual, solusi baru pengobatan yang lebih nyaman

Selama ini, kolonoskopi konvensional dikenal sebagai gold standard untuk pemeriksaan skrining dan diagnostik kanker usus besar. Metode ini menggunakan alat endoskopi berbentuk selang dengan kamera di ujungnya yang dimasukkan ke dalam usus besar melalui lubang dubur.

Reno menjelaskan, kolonoskopi konvensional memiliki kemampuan untuk melihat seluruh usus besar dan mendeteksi serta menghilangkan polip selama prosedur yang sama berlangsung.

BACA JUGA: Tingkatkan Angka Kesembuhan Kanker Payudara dengan Skrining dan Deteksi Dini

"Ini tes yang paling cocok bagi orang yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar," katanya.

Saat ini, Mayapada Hospital memperkenalkan kolonoskopi virtual (virtual colonoscopy) sebagai alternatif yang lebih nyaman aman bagi pasien. Hal ini diamini oleh Spesialis Bedah Digestif Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr Rofi Yuldi Saunar, SpB, KBD.

"Teknologi tersebut menggunakan sinar-X dosis rendah untuk membuat gambaran tiga dimensi dari bagian dalam usus besar dan rektum. (Ini memungkinkan) dokter dapat melihat apakah ada polip, ulkus, atau kanker," jelasnya.

Keunggulan virtual colonoscopy terletak pada prosedurnya yang lebih singkat dan nyaman. Pasien hanya perlu mengonsumsi cairan barium untuk membersihkan usus, lalu berbaring di atas meja CT scanner selama beberapa menit.

BACA JUGA: Skrining dan Deteksi Dini Jadi Kunci Tingkatkan Angka Kesembuhan Kanker Payudara

Adapun total waktu pemeriksaan tersebut kurang dari 30 menit. Lebih singkat karena pemeriksaan tak perlu memasukkan selang ke dalam rektum.

Rekomendasi dan layanan komprehensif

American Cancer Society (ACS) telah merekomendasikan virtual colonoscopy sebagai metode pemeriksaan deteksi dini kanker usus besar yang sebaiknya dimulai dari usia 45 tahun dan diulang setiap 5 tahun, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.

United States Preventive Services Task Force (USPSTF) juga telah menurunkan usia ideal skrining kanker kolorektal menjadi 45 tahun, mengingat meningkatnya kasus pada usia muda.

Mayapada Hospital menyediakan layanan deteksi dini kanker kolorektal melalui Gastrohepatology Center dengan pendekatan multidisiplin. Pusat layanan ini didukung oleh tim dokter berpengalaman dan fasilitas terkini, termasuk teknologi virtual colonoscopy.

BACA JUGA: Kenali Jenis Kanker Payudara secara Spesifik dengan Metode Imunohistokimia

Bila ditemukan kanker, pasien dapat langsung ditangani di Oncology Center Mayapada Hospital yang menyediakan layanan one-stop-service untuk tumor dan kanker.

"Oncology Center kami didukung oleh Tumor Board yang mengacu pada standar protokol internasional dan memiliki layanan Patient Navigator dengan tim dokter dan perawat yang mendampingi pasien selama perawatan," tambah Reno.

Dengan hadirnya virtual colonoscopy, masyarakat kini dapat memiliki pilihan metode deteksi dini yang lebih nyaman, tetapi tetap akurat.

Inovasi itu diharapkan dapat mendorong lebih banyak orang untuk melakukan pemeriksaan rutin sehingga kasus kanker usus besar dapat terdeteksi lebih dini dan mendapat penanganan yang tepat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau